Kisah Bullying dan Ketegangan Mengancam Nyawa oleh Tiran Panti Jompo Disajikan di 'The Rule of Jenny Pen'

Kamis, 27 Februari 2025 - Ananda Dimas Prasetya

Merahputih.com - Tempat penitipan orang lanjut usia (panti jompo) dipenuhi ketakutan, bullying dan teror mengancam nyawa merebak, menjadi atensi yang ditampilkan dalam film thriller baru The Rule of Jenny Pen.

Film besutan sutradara James Ashcroft ini, mengusung genre thriller psikologis yang membuat penontonnya merasakan ketegangan emosional dan terhanyut dalam kengerian.

The Rule of Jenny Pen melibatkan aktor senior John Lithgow yang memerankan sosok Dave Crealy. Ia adalah tiran panti jompo yang berusaha meneror sesama penghuni dengan permainan sadis berjudul 'The Rule of Jenny Pen', melibatkan boneka mengerikan yang digunakan melancarkan aksi kekejamannya demi kesenangannya sendiri.

Baca juga:

Sinopsis Film Thriller Korea 'Punishment', Pembalasan Dendam Penuh Intrik ke Organisasi Kejahatan Cyber

Dalam trailer yang diunggah IFC Film, menampilkan ketegangan antara Crealy dan Hakim Stefan Mortensen (Geoffrey Rush) yang tersiksa, terbaring di tempat tidur setelah menderita stroke yang hampir fatal.

Kelumpuhan membuat Hakim Stefan tak berdaya, serangan emosional sampai psikis bergentayangan menerornya setiap hari.

Crealy dihadapan korbannya selalu bertanya 'Siapa yang berkuasa?' dengan aura menyeramkan, beserta boneka di tangannya.

Mortensen segera terlibat dalam pertikaian mematikan dengan pengganggu panti jompo setelah permohonannya untuk meminta bantuan kepada staf tidak digubris dan ia berusaha mengakhiri teror Crealy.

Baca juga:

Foto Syuting Film UFO Baru Steven Spielberg Bocor, Tampilkan Emily Blunt dan Wyatt Russel

Film The Rule of Jenny Pen, yang ditayangkan perdana di Fantastic Fes, bakal diputar di bioskop pada 7 Maret 2025. Film ini ditulis bersama oleh Eli Kent dan Ashcroft.

Disebutkan, film ini diadopsi dari cerita pendek karya penulis Owen Marshall dengan judul yang sama dan akan ditayangkan di Shudder.

Dilansir laman The Hollywood Reporter, Ashcroft mengatakan film horor ini mengangkat isu bullying yang mungkin terjadi di sekitar dunia Lansia.

"Sebagai ayah dari tiga anak, saya selalu menyadari prospek bullying dalam kehidupan anak-anak saya. Namun, saya tidak pernah menganggapnya sebagai sesuatu yang mungkin dihadapi orang tua saya yang sudah lanjut usia di tahap senja kehidupan mereka," ucapnya. (Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan