Ketika Empat Anak Presiden Pascareformasi Bicara Hasil Reformasi 98
Senin, 21 Mei 2018 -
MerahPutih.Com - Lustrum keempat reformasi 1998 diperingati dan direfleksikan sejumlah komponen bangsa lengkap dengan titik pandangnya masing-masing.
Lantas, bagaimana refleksi reformasi 98 menurut empat anak presiden pascareformasi seperti Ilham Habibie, Puan Maharani, Yenny Wahid dan Agus Harimurti Yudhoyono?
Menyikapi hal itu, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggelar sarasehan Nasional Keluarga Bangsa Refleksi 20 tahun reformasi di Hotel Grand Sahid Jakarta, Senin (21/5).
Dalam kegiatan itu turut dihadiri sejumlah tokoh nasional antara lain adalah Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Menko PMK Puan Maharani, Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Yenny Wahid dan Jimmly Assidiqie.

Presiden RI ke-3 BJ Habibie dalam pidatonya menyebut bangsa Indonesia mempunyai kesempatan besar untuk terus berkembang menjadi bangsa yang lebih besar.
Melalui reformasi ini banyak perubahan yang sudah dapat dinikmati bersama. Akan tetapi masih banyak yang perlu dibenahi.
"Saat berkunjung Anwar Ibrahim nanya kepada saya Apakah reformasi sudah benar berjalan, apakah sudah mencapai target, saya jawab reformasi sudah tepat dan berjalan hanya saja belum sampai pada sasaran masih jauh," kata BJ Habibie saat berpidato dihadapan hadirin tamu undangan.
Menurut Habibie kebebasan berpendapat adalah salah satu yang dilahirkan reformasi, selain otonomi daerah, dan penghapusan Dwi fungsi ABRI.
Meski demikian, masih banyak yang perlu dibenahi diantaranya adalah penegakkan hukum dan HAM, KKN dan kesejahteran.
Di kesempatan yang sama, Menko PMK Puan Maharani menyoroti soal rasa kebangsaan masyarakat Indonesia yang kian menipis.

Dua puluh tahun reformasi, kata dia adalah pintu gerbang yang seharusnya dimanfaatkan seluruh masyarakat untuk lebih giat mendorong kemajuan bangsa.
"20 tahun lalu kemenangan refomasi adalah kemenangan suara rakyat, 20 tahun sudah berlalu banyak perubahan yang terjadi tapi tatep saja banyak yang belum usai, kita masih ragu mengatakan kita lahir di Indonesia, kita masih belum bangga menjadi putra-putri Indonesia, lalu KKN ini perlu kita cari jawabannya setalah 20 tahun reformasi. Maka reformasi harus menjadi kata kerja untuk mewujudkan kemajuan bangsa," ujarnya.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki seluruh potensi untuk menjadi lebih maju dan lebih berkembang, itulah yang sedang dilakukan pemerintah, menjadikan SDM nya berkualitas dan mempu bersaing.
"Kita mempunyai banyak potensi, 1000 lebih suku, 700 lebih bahasa ini adalah karunia yang harus kita syukuri, sehingga dengan hal itu Bangsa Indonesia akan lebih besar dan terjaga keberagamannya hingga saat ini," kata dia.

Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pidatonya lebih menyoroti profesionalisme TNI sebagai buah dari Reformasi.
Melalui reformasi, kata Agus, TNI menjadi lebih dekat dengan rakyat, profesional dan jauh dari kekuasan politik.
TNI mampu melepaskan diri dari peran sospolnya, lepas dari kekuasaan dan bisnis. Meski demikian, mengherankan jika masih ada yang ingin menarik-narik TNI untuk kembali ke era sebelumnya. Era dimana TNI dapat melakukan banyak hal termasuk berpolitik.
"Alhamdulillah, TNI tidak tergiur. Reformasi TNI berjalan lebih baik, TNI mampu lepaskan peran sospol, lepas dari kekuasaan, bisnis," Kat Agus.(Fdi)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: BJ Habibie, Sosok Reformis Sejati Peletak Dasar Demokrasi di Indonesia