Kerugian Banjir Rob di Pantai Utara Jawa Tengah Capai Rp 2,5 Triliun Per Tahun

Kamis, 03 Oktober 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pesisisr Pantai Utara Jawa Tengah, terutama Semarang sering dilanda banjir rob yang parah. Bahkan, naiknya permukaan air laut dan abrasi membuat beberapa kampung hilang karena terendam air laut.

Ketua Tim Riset Tide Eye Indonesia Miftadi Sudja’i menyebutkan, kerugian secara ekonomi yang ditimbulkan akibat terjadinya banjir dan rob di pesisir utara Jawa Tengah setidaknya mencapai Rp 2,5 triliun per tahun.

Perhitungan kerugian secara ekonomi tersebut, termasuk mencakup orang-orang yang jadi tidak bisa bekerja akibat terdampak banjir dan rob.

"Bukan hanya di Kota Semarang ya. Sebenarnya kami (meneliti) di tiga kota, yakni Semarang, Pekalongan, dan (Kabupaten) Demak," katanya.

Baca juga:

Banjir Rob Intai Pesisir Jawa Tengah

Miftadi mengaku, belum melihat daerah-daerah yang lain karena di wilayah Pantura Jateng yang paling terdampak banjir dan rob adalah tiga daerah tersebut.

"Belum melihat yang lain karena saya kira di Pantura (Jateng) yang paling terdampak di tiga wilayah ini (Semarang, Pekalongan, dan Demak)," kata peneliti Telkom University itu.

Pengembangan teknologi tide eye itu dilakukan Telkom University dan University of Wolonggong (UOW) Australia dengan pendanaan hasil kolaborasi antara Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dan Indonesia.

Teknologi tide eye yang dikembangkan itu sudah terpasang di empat lokasi, yakni Rumah Pompa Sibulanan Kota Pekalongan, Rumah Pompa Yos Sudarso Semarang, Rumah Pompa Sungai Babon di Kawasan Industri Terboyo Semarang, dan rumah pompa di Sayung, Kabupaten Demak.

Baca juga:

BMKG Ingatkan Masyarakat Pesisir Waspadai Gelombang Tinggi hingga Banjir Rob

"Alatnya sudah terpasang. Jadi, ada dua jenis kamera vision apa visual dan radar yang untuk membaca dinamika banjir rob, kemudian ini infrastruktur jaringan melalui jaringan wireless fiber optik untuk jaringan internetnya," katanya.

Data yang terekam dari kamera dan radar tersebut, kata dia, disimpan di "server" yang diolah dengan teknologi artificial intelligence (AI) yang bisa dimanfaatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di bawah Kementerian PUPR.

Ia memaparkan, teknologi tersebut sebenarnya merupakan cikal bakal pengembangan yang lebih masif di berbagai sektor sebagai langkah antisipasi menekan kerugian yang lebih besar.

"Pengembangan selanjutnya, misalnya data ini bisa dimanfaatkan untuk tadi trafik manajemen, routing traffic dari Pelabuhan Tanjung Mas supaya logistik dan jalur apa distribusi barang itu enggak mandek," katanya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan