Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih
Rabu, 17 September 2025 -
MERAHPUTIH.COM - KEBERADAAN kecerdasan buatan (AI) di tengah kehidupan manusia merupakan sebuah keniscayaan. Hal itu diungkapkan Rektor Pradita University Prof Richardus Eko Indrajit pada lokakarya jurnalistik dalam rangkaian perayaan Dies Natalis Kesembilan Pradita University, Senin (15/9). Menurutnya, AI hadir bukan untuk menggantikan manusia, melainkan menjadi alat bantu yang membuat pekerjaan lebih efisien.
"AI ialah kopilot, pilotnya ialah manusia. Manusia yang memutuskan karena alat (AI) bisa membantu (pekerjaan manusia)," kata Richardus.
Ia menjelaskan, secara umum ada dua pandangan besar tentang AI. Kelompok liberal mendukung kehadiran AI karena dianggap mampu mempermudah kerja manusia. Sebagai contoh AI di bidang kesehatan, mesin yang dilengkapi AI dapat mempercepat perkiraan diagnosis sehingga dokter bisa segera mengambil tindakan cepat.
Di sisi lain, kelompok ekstrimis menolak AI dengan alasan khawatir posisi manusia tergantikan mesin.
Baca juga:
"Tak kenal, maka tak sayang. Begitu kata pepatah. Alah bisa karena terbiasa. Jadi bagi saya lebih senang dengan kata-kata begini, dokter tidak akan tergantikan AI, tapi dokter akan tergantikan dokter lain yang pakai AI. Guru tidak akan tergantikan oleh AI, tapi dia akan tergantikan oleh guru lain yang pakai AI. Wartawan juga begitu, wartawan tidak akan tergantikan oleh AI, tapi tergantikan oleh wartawan lain yang pakai AI. Karena dia mungkin lebih efisien, lebih baik, lebih berkualitas, dan lain-lain. Intinya gitu," tegasnya.
Maka demikian, menurutnya, kunci utama menghadapi kemajuan zaman bukan menolak atau melawan AI, melainkan bagaimana manusia bisa beradaptasi dengan teknologi hari ini. Tentunya disertai dengan kebijakan diri agar menghasilkan kerja yang maksimal dan memuaskan.(Tka)
Baca juga: