JK : Bencana Tsunami Adalah Ujian Bagi Masyarakat Aceh

Jumat, 26 Desember 2014 - Adinda Nurrizki

MerahPutih Nasional- Peringatan 10 tahun bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang melanda Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dipusatkan di Lapangan Blang Padang, Kota Banda Aceh. Peringatan satu dekade bencana alam yang merenggut ratusan ribu korban jiwa dihadiri banyak tokoh, baik dari dalam dan luar negeri. Salah satunya Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK).

Wapres mengatakan, peringatan 10 tahun bencana tsunami dapat menjadi pelajaran bahwa bencana alam yang menimpa masyarakat Aceh adalah ujian, dan Indonesia berhasil melewati ujian tersebut.

"Bukan berarti kita duduk memperingati dan sedih, tetapi menjadi pelajaran bahwa ujian dari Allah telah kita lalui. Ujian apapun harus kita selesaikan dengan sebaik-baiknya. Kita menyadari bahwa bencana tsunami 10 tahun lalu merupakan bencana terbesar di dunia,” kata JK saat memberikan sambutan seperti dilansir dari rri.co.id, Jumat (26/12).

Pada hari pertama tsunami menghantam Aceh pada 26 Desember 2004, JK mendapatkan laporan korban meninggal 60 orang, lalu ia melaporkan kepada Presiden kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono, yang tengah berada di Papua. Jumlah korban meninggal terus berubah menjadi 5.000, 50.000, hingga akhirnya mendekati 200.000 jiwa.

Wapres mengatakan, kala gempa 9,2 pada Skala Richter (SR) dan diikuti tsunami, Aceh porak-poranda. Negara-negara lain bingung dengan apa yang terjadi di Tanah Rencong itu. Lalu, Jusuf Kalla menghubungi Plt Gubernur Provinsi Aceh, Azwar Abubakar, namun yang bersangkutan justru berada di Jakarta.

"Gubernur ada di Jakarta acara silaturahmi. Panglima TNI juga tidak bisa dihubungi, semua tidak bisa dihubungi. Saya tidak bisa bayangkan apa yang dirasakan masyarakat Aceh, yaitu sedih, ketakutan dan trauma," sambung JK.

Pada kesempatan itu, Wapres Jusuf Kalla menyampaikan ucapan terima kasih kepada negara-negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia dan negara-negara Timur Tengah, atas kontribusi mereka dalam penanganan pasca bencana tsunami Aceh.

“Itulah kebersamaan yang luar biasa. Saya kira, tidak ada operasi non-perang sebesar waktu itu,” demikian JK. (MP/BHD)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan