Jepang Rilis Fugaku, Superkomputer Tercepat di Dunia untuk Lawan COVID-19
Rabu, 24 Juni 2020 -
FUGUKU merupakan superkomputer yang dikembangkan oleh pusat riset ilmiah Jepang, RIKEN dan Fujitsu Ltd di Kobe. Baru-baru ini, Fugaku dinobatkan sebagai superkomputer tercepat di oleh proyek TOP500 pada Senin (22/6). Fugaku nantinya akan dikerahkan untuk melawan virus COVID-19.
Mengutip laman The Verge, TOP500 merupakan sebuah proyek yang mengukur dan membuat daftar superkomputer tercepat di dunia. Fugaku sendiri memanfaatkan chip sistem A64FX 48-core dari Fujitsu dan menjadi komputer pertama yang berbasis prosesor ARM.
Baca juga:
Marvel's Avengers Resmi Mendapat Upgrade untuk Konsol Next Gen
“Untuk pertama kalinya sebuah superkomputer Jepang menjadi pemuncak TOP500 ranking superkompupter sekaligus,” kata direktur RIKEN Satoshi Matsuoka.
I installed the contact tracing app for #COVID-19 on my Smartphone. Simulation on #Fugaku indicates we need 60% distribution for effectiveness. I encourage people in Japan to install to protect yourself & save lives. It was pro reviewed to be privacy safe. https://t.co/p2xWyvOJlR
— Satoshi Matsuoka (@ProfMatsuoka) June 22, 2020
Superkomputer ini dapat menjalankan lebih dari 415,5 petaflops atau kalkulasi per detik, 2,8 kali lebih cepat ketimbang Summit yang hanya 148,6 petaflops. Summit sendiri diketahui sudah empat kali mempertahankan gelar sebagai superkomputer tercepat di dunia dengan kecepatan.
Fugaku juga mencapai peringkat teratas di komputer lainnya karena memiliki Grafik 500, HPL-AI, dan High Performance Conjugate Gradients (HPCG). Tidak ada superkomputer yang pernah memimpin keempat fitur sekaligus.
Baca juga:
Sementara peringkat superkomputer tercepat biasanya ada di sistem buatan Amerika dan Tiongkok. Secara keseluruhan, ada 225 superkomputer asal Tiongkok yang terdaftar, 114 dari Amerika, dan 30 dari Jepang. Sistem yang berbasis di AS menyumbang kinerja paling agregat dengan 644 petaflops.

Fugaku yang berarti Gunung Fuji dalam bahasa Jepang kini sudah digunakan untuk memerangi pandemi COVID-19. Secara eksperimental, Fugaku digunakan untuk meneliti, termasuk diagnostik, mensimulasikan penyebaran virus SARS-CoV-2, dan efektivitas aplikasi pelacakan kontak baru Jepang.
“Saya mengharapkan teknologi informasi paling mutakhir yang kami kembangkan, bisa berkontribusi pada kemajuan besar menghadapi tantangan sosial sulit, seperti COVID-19,” ujar Matsuoka.
Keberhasilan Fugaku menghentikan dominasi Tiongkok dan AS dalam pengembangan superkomputer dalam 11 tahun terakhir. Nantinya, Fugoka akan diperkirakan beroperasi mulai April 2021 setelah proses pengembangan selama enam tahun. (and)
Baca juga: