Jemaah Haji Indonesia Meninggal dalam Tragedi Mina Jadi 100 Orang
Minggu, 04 Oktober 2015 -
MerahPutih Peristiwa - Jemaah haji Indonesia yang wafat pada tragedi Mina bertambah menjadi 100 orang. Hal ini diketahui setelah ditemukan lima jenazah baru hari ini.
"Jemaah yang menjadi korban peristiwa Mina bertambah lima orang sehingga totalnya menjadi 100 orang," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (4/10).
Berikut nama-nama jenazah baru tersebut:
1. Nandang Suryana Sulaeman (JKS 61) dengan nomor passpor A8406668
2. Entin Rostini Ikin (JKS 61) dengan nomor passpor A7919217
3. Supardi Harjodikromo Kerta (JKS 61) dengan nomor passpor B0929687
4. Ahmat Khalimim Sambudi (SOC 62) dengan nomor passpor B0877075
5. Juri Makri Monadi (SUB 28) dengan nomor passpor B1028070
Sedangkan 28 jemaah masih belum kembali ke pemondokan mereka. Jumlah ini berkurang setelah sebelumnya terdapat 34 jemaah yang hilang.
"Jumlah tersebut berkurang dari sebelumnya 34 orang menjadi 28 orang," kata Arsyad.
Berdasarkan data dari Daker Mekkah jemaah yang belum kembali terdiri dari 17 orang asal Kloter JKS 61, 3 orang dari BTH 14 (Batam), masing-masing 2 orang dari Kloter SUB 48 dan SUB 61 (Surabaya), masing-masing satu orang dari Kloter SOC 62 (Solo), SUB 28 (Surabaya), SUB 61 (Surabaya), dan UPGG 10 (Makasar).
Sampai dengan hari ini sudah 1.800 jenazah dimakamkan di Muashim. "Sebanyak 1.800 jenazah yang sudah dikuburkan di pemakaman yang berada di sisi kanan tempat pemulasaraan jenazah Muashim.
Sementara itu Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Daulay mengatakan banyak keluarga korban yang menghendaki jenazah kerabatnya dimakamkan di Indonesia. Pemerintah Indonesia diminta untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan bahwa semua korban tragedi Mina akan dikuburkan di Arab Saudi.
"Mereka berharap keluarga mereka yang menjadi korban dimakamkan di Indonesia sehingga mereka setiap saat bisa menziarahinya. Ini terutama sangat penting bagi anak-anak yatim piatu di mana kedua orang tuanya menjadi korban dalam tragedi itu," kata Saleh di Jakarta.
Saleh menambahkan pemerintah Indonesia harus melakukan koordinasi otoritas Arab Saudi. (Luh)
Baca Juga: