Indonesia Minta Jepang Bebaskan Bea Masuk Tuna, Pisang dan Nanas

Minggu, 04 September 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Pemerintah Indonesia dan Jepang melakukan pembaruan perjanjian perdagangan kedua negara. Salah satu yang dipertimbangkan adalah perubahan tarif bea masuk barang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Nishimura Yasutoshi mengatakan, perjanjian yang disepakati meningkatkan ekspor Ikan Tuna Kaleng Indonesia dengan tarif yang lebih bersaing dibandingkan negara ASEAN lain.

Baca Juga:

Paviliun Indonesia Hadir Dalam Pameran Produk Kerajinan Rumah Terbesar di Jepang

Indonesia akan meningkatkan kuota bebas bea masuk menjadi 4.000 ton per tahun untuk ekspor pisang, dan mengubah syarat pembebasan bea masuk dan menambah kuota untuk ekspor buah Nanas.

Airlangga mengapresiasi peningkatan komitmen investasi swasta Jepang hasil pertemuan Presiden Jokowi dengan CEOs Jepang sebesar USD 5,2 miliar, antara lain berupa pembangunan IKN, industri otomotif, industri baterai listrik, industri baja, pembangunan pembangkit listrik, dan infrastruktur transportasi.

Beberapa perusahaan otomotif Jepang, kata ia, telah meningkatkan investasi seperti Mitsubishi Motors yang berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor kendaraan, terutama untuk memproduksi kendaraan yang berbasis Electric Vehicle dengan rencana tambahan investasi IDR10 triliun dari 2022 hingga 2025.

"Selain itu, Toyota Group juga telah merencanakan tambahan investasi Rp 27,1 triliun dalam rentang waktu 2022 sampai 2026," urainya.

Politikus Golkar menyampaikan perkembangan kerjasama Indonesia-Jepang pada pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan Patimban yang dilakukan dalam 3 tahap dengan nilai pembiayaan sekitar Rp 35 triliun hingga 2027, jalan tol akses pelabuhan Patimban senilai USD 312 juta, dan MRT Jakarta North-South (HI-Ancol).

Sektor kelapa sawit turut menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut dimana Pemerintah Indonesia berharap Pemerintah Jepang dapat menerima sertifikasi Rantai Pasok Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) Indonesia.

Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan ekspor produk kelapa sawit ke Jepang. Saat ini Jepang tengah menunggu peraturan tururan New ISPO yang mengatur hilirisasi industri sawit Indonesia.

"Indonesia menjamin bahwa aspek berkelanjutan dari tanaman sawit ini sesuai dengan yang disyaratkan Jepang di bawah skema feed in tariff (FIT)," ujarnya. (Asp)

Baca Juga:

Demi Ekonomi, Jepang Dorong Generasi Muda untuk Minum Alkohol

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan