Ilmuwan Singapura Kembangkan AI Pembaca Pikiran Manusia

Senin, 21 Agustus 2023 - Andrew Francois

PARA peneliti dari National University of Singapore mengatakan bahwa mereka telah mengembangkan teknologi yang dapat membaca pikiran. Ini menjadi terobosan terbaru dalam upaya pengembangan teknologi AI.

Peserta penelitian AI Li Ruilin yang otaknya dipindai di mesin MRI berkata, "Saya juga tertarik dengan apa yang terjadi di otak saya dan apa yang dapat dihasilkan otak saya dan apa yang saya pikirkan. Jadi saya mencoba untuk berpartisipasi dan melihat apa benar-benar terjadi di otak saya."

Teknologi tersebut akan memungkinkan komputer untuk 'membaca' pikirannya dan menciptakan kembali visual dari pikirannya. Li adalah salah satu dari 58 peserta yang secara sukarela telah menyumbangkan kumpulan data pemindaian otak mereka kepada para peneliti yang bekerja untuk mengembangkan AI pembaca pikiran itu.

Baca juga:

Penemuan Teknologi OI Diperkirakan akan Kalahkan Kecerdasan AI

Proses pembacaan pikiran dimulai dengan pemindaian MRI. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)

Teknik ini bergantung pada pemindaian otak para sukarelawan dalam mesin Magnetic Resonance Imaging (MRI). Selama proses pemindaian itu, mereka terpapar antara 1.200 dan 5.000 gambar berbeda, demikian menurut laporan CNBC TV 18.

Model AI individu untuk setiap peserta dibuat setelah pemindaian otak dikaitkan dengan gambar menggunakan AI pembaca pikiran, yang disebut MinD-Vis.

"Jadi setelah kami mengumpulkan cukup data pelatihan, kami dapat membuat model AI individual untuk Anda, dan model AI ini semacam penerjemah. Model ini dapat memahami aktivitas otak Anda seperti ChatGPT memahami bahasa alami manusia," kata Jiaxin Qing, salah satu peneliti utama dalam studi tersebut.

Proses membaca pikiran oleh AI itu kembali ke tahap pertama setiap kali peserta yang sama datang lagi untuk pemindaian otak.

"Jadi lain kali Anda masuk, Anda akan melakukan pemindaian dan dalam pemindaian Anda akan melihat rangsangan visual seperti ini. Kemudian kami akan merekam aktivitas otak Anda pada saat yang sama," tambah Jiaxin Qing.

Baca juga:

Masa Depan Jurnalisme di Tengah Gempuran AI

Alat AI masih dalam pengembangan. (Foto: Unsplash/ThisisEngineering RAEng)

Teknologi ini belum mampu membaca pikiran masyarakat umum. Tidak seperti adegan dari film fiksi ilmiah, sistem AI ini dimodelkan untuk peserta individu. Namun, ada juga kemungkinan risiko penilaian kumpulan data tanpa persetujuan dan relatif kurangnya undang-undang dalam penelitian AI.

"Aktivitas otak Anda akan masuk ke penerjemah AI kami dan penerjemah ini akan menerjemahkan aktivitas otak Anda ke dalam bahasa khusus yang dapat dipahami oleh Stable Diffusion, dan kemudian akan menghasilkan gambar yang Anda lihat pada saat itu. Jadi, pada dasarnya, kami dapat membaca pikiran Anda dalam pengertian ini."

Juan Helen Zhou, Associate Professor di NUS Medicine mengatakan masalah privasi adalah hal penting pertama dan kemudian orang mungkin khawatir, apakah informasi yang diberikan di sini dapat dinilai atau dibagikan tanpa persetujuan sebelumnya.

"Jadi hal yang perlu diperhatikan adalah kami harus memiliki pedoman yang sangat ketat, etika dan dan hukum dalam hal bagaimana melindungi privasi," kata Zhou.

Tetap saja para ilmuwan bersemangat tentang kemungkinan sistem AI yang membaca pikiran. Salah satu peneliti utama Chen Zijiao menjelaskan untuk beberapa subjek, beberapa pasien tanpa kemampuan motorik dapat dibantu seperti mengendalikan robot.

"Mereka (kaki palsu), dan telepon mereka, seperti berkomunikasi dengan orang lain seperti hanya menggunakan pikiran mereka alih-alih ucapan jika orang itu tidak dapat berbicara pada saat itu," tukas Chen Zijiao. (waf)

Baca juga:

Kenalan dengan Girl Grup Korea yang Membernya Artificial Intelligence

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan