Ibu Perpustakaan, Maaf Aku Mengakali Jumlah Buku Pinjaman

Minggu, 26 Desember 2021 - Ikhsan Aryo Digdo

ADA satu hal paling kuingat tentang masa sekolahku di bangku SMA. Siswa di sekolahku harus bayar denda kalau menghilangkan buku pinjaman perpustakaan. Jumlahnya Rp 40 ribu untuk satu buku, tentu jumlah yang sangat besar untuk ukuran kantung anak SMA seperti aku.

Sekolahku tidak mengharuskan siswanya membeli semua buku mata pelajaran. Hanya mata pelajaran inti saja. Sisanya, para siswa tinggal meminjam buku di perpustakaan. Para siswa boleh memilikinya selama satu semester. Tapi itu dia masalahnya, bukunya tidak boleh sampai hilang kalau tidak mau kena denda.

Baca Juga:

Bunda, Begini Trik Suami Beli Barang Mahal

Kejadian kehilangan buku kerap terjadi di sekolahku. Karena sering terjadi, aku pun mencoba mencari akal bagaimana caranya agar siswa yang kehilangan buku tidak kena denda. Sampai akhirnya, aku mendapatkan akal-akalan yang diajari oleh kakak kelasku. Intinya cara ini membuatku berbohong. Tapi untuk pembenaran, paling tidak tujuan aku mengakali masalah ini ialah untuk kebaikan semua siswa.

Mendengar akal-akalan meminjam buku dari kakak kelas. (Foto: pexels/Abby Chung)

Boleh dibilang akulah yang sering ke perpustakaan untuk menjadi koordinator peminjaman buku. Aku pun langsung mencoba trik licik yang diberi tahu oleh kakak kelasku ini. Sederhana saja, saat meminjam buku, aku cukup melebihkan catatan jumlah buku yang dipinjam. Misalnya aku cukup mencatat 12 buku yang dipinjam meskipun jumlah yang sebenarnya ialah 10 buku. Dengan begitu, kelebihan buku yang aku pinjam bisa menjadi stok untuk mengganti buku siapapun yang hilang.

Hari pengambilan buku pun tiba. Aku benar-benar deg-degan untuk mencoba trik ini. Kalau ketahuan pasti masalahnya akan panjang. Lebih parah daripada didenda kehilangan buku, bisa-bisa aku dikeluarkan dari sekolah karena sudah 'mencuri'. Aku bersama temanku mulai mengambil buku-buku yang ada di rak tersebut. Aku dan temanku akhirnya mengambil 12 buku.

Baca Juga:

Pergi ke Gym, 10 Persen Olahraga, 90 Persen Tebar Pesona

Ketika mengisi data pengambilan buku, jantungku makin berdetak kencang. Aku benar-benar takut kalau ibu penjaga perpustakaan memeriksa dan menyesuaikan jumlah buku yang aku ambil. Untung saja, ibu penjaga perpustakaan memercayaiku. Ia tidak memeriksa kembali jumlah buku yang aku ambil. Aku pun menulis 10 buku, sehingga aku memiliki dua stok buku lebih. Akal-akalanku benar-benar berjalan lancar.

Berbohong soal banyak nya buku yang dipinjam. (Foto: pexels/Emily)

Setelah satu semester, hari pengembalian buku pun tiba. Seperti yang aku duga sebelumnya pasti selalu saja ada kejadian buku seorang siswa yang hilang. Akhirnya saat sudah mengumpulkan buku ternyata beberapa teman dekatku masih memiliki lebihan buku untuk dipinjamkan kepada siswa yang kehilangan buku. Beberapa dari mereka heran kenapa kami memiliki lebihan buku tersebut. Tetapi kami diam saja.

Akal-akalan ini pun aku ulang terus sampai aku kelas 12. Aku memang beruntung, penjaga perpustakaan tidak pernah menghitung jumlah buku yang aku pinjam. Padahal beberapa temanku yang mencoba trik ini selalu gagal. Entah kenapa ketika giliran mereka yang meminjam buku, ibu penjaga perpustakaan selalu memeriksanya kembali.

Sudah banyak buku perpustakaan yang hilang karena aku sering memalsukan catatan jumlah peminjaman buku. Aku tahu, adik kelasku pasti ikut jadi korban karena mereka jadi kekurangan buku pinjaman dari perpustakaan. Ibu perpustakaan, aku benar-benar minta maaf atas perbuatanku ini. (pid)

Baca Juga:

Rahasia 'Second Account' Buat yang Tahu Saja

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan