Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki

Kamis, 30 Oktober 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM — PUTRI Ibu Negara Prancis Brigitte Macron mengatakan di pengadilan Paris pada Selasa (28/10) bahwa ibunya kini menderita ‘kecemasan mendalam’ akibat klaim palsu tentang identitas gendernya.

Tiphaine Auziere, 41, mengatakan penting baginya untuk memberikan kesaksian dalam sidang yang menghadirkan 10 orang yang didakwa melakukan pelecehan daring terhadap ibu negara berusia 72 tahun. Ke-10 terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.

“Tidak ada satu minggu pun saat dia tidak dilecehkan, tidak ada satu orang pun dalam kehidupan pribadi atau profesionalnya yang tidak menyinggung tuduhan ini,” kata Auziere.

Ia menjelaskan bagaimana ibunya kini harus selalu memperhatikan apa yang ia kenakan atau bagaimana ia membawa diri karena khawatir setiap foto atau video dirinya bisa dipelintir dan dijadikan senjata di dunia maya. Pelecehan siber itu, kata Auziere, telah berdampak pada kesehatan mental Brigitte Macron. Menurutnya, penurunan kondisi ini juga dibuktikan melalui penilaian medis.

“Ia membaca unggahan-unggahan di media sosial yang ditunjukkan kepadanya, tapi sekarang ia tak ingin lagi membacanya,” tambah Auziere.

Baca juga:

Mengenal Brigitte Macron yang Bercanda dengan Menampar Suaminya, Lebih Tua 25 Tahun dari Pasangannya dan Pernah Dituduh Transgender



Anak bungsu dari tiga anak Brigitte dari pernikahan pertamanya dengan Andre-Louis Auziere itu mengatakan serangan daring tersebut juga sangat memengaruhi seluruh keluarga. Ibunya sangat terpukul karena cucu-cucunya mendengar apa yang dikatakan orang dan tidak tahu bagaimana cara menghentikannya.

Kasus ini terkait dengan gugatan hukum yang diajukan pengacara ibu negara pada Agustus 2024 atas dugaan pelecehan siber. Gugatan itu memicu dua gelombang penangkapan pada Februari dan Maret 2025.

Penyelidikan awal mengungkap sejumlah klaim terkait dengan gender dan seksualitas Brigitte, serta tuduhan bahwa perbedaan usia antara dirinya dan presiden dikaitkan dengan pedofilia. Persidangan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari dan putusan akan diumumkan kemudian.

Di antara 10 terdakwa, delapan pria dan dua perempuan, terdapat seorang pejabat terpilih, pemilik galeri seni, spesialis IT, guru, manajer properti, dan pengusaha, semuanya berusia antara 41 dan 60 tahun. Seperti dilaporkan BFMTV, salah seorang terdakwa ialah eksekutif periklanan berusia 41 tahun bernama Aurelien Poirson-Atlan, yang menggunakan nama samaran ‘Zoe Sagan’ di media sosial. Akun X miliknya kini telah ditangguhkan dan kerap dikaitkan dengan para penganut teori konspirasi. Jika terbukti bersalah, para terdakwa terancam hukuman hingga dua tahun penjara.

Persidangan ini berlangsung tiga bulan setelah Macron dan istrinya mengajukan gugatan pencemaran nama baik dengan 22 tuduhan di Negara Bagian Delaware, Amerika Serikat, terhadap podcaster sayap kanan Candace Owens atas klaim bahwa Brigitte Macron ialah seorang laki-laki. Gugatan di Delaware itu menuduh Owens melakukan kampanye pencemaran nama baik yang tiada henti selama setahun terhadap keluarga Macron.(dwi)

Baca juga:

Video Wajahnya Ditepak sang Istri Viral, Macron Bilang Publik Lebay dalam Menafsirkannya

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan