Hindari Pamer dan Pertanyaan Sensitif saat Silaturahmi Idulfitri
Rabu, 10 April 2024 -
MerahPutih.com - Hari Raya Idulfitri 1445 H identik dengan berkumpul bersama saudara dan kerabat. Silaturahmi kadang dilakukan tak hanya di satu tempat saja. Momen kebersamaan itu kerap diunggah di media sosial.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa KH Asrorun Niam Sholeh meminta agar silaturahmi tidak jadi ajang pamer maupun mengajukan pertanyaan sensitif yang menyinggung.
Baca juga:
Gibran dan Keluarga Salat Id di Balai Kota Solo, Tanggapi Rencana Bertemu Jokowi dan Prabowo
"Jangan sampai kemuliaan silaturahmi itu berdampak kepada flexing, pamer harta, termasuk menyinggung perasaan saudara kita dengan pertanyaan pada hal-hal yang bersifat pribadi dan sensitif," kata Asrorun dikutip di Jakarta, Rabu (10/4).
Pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung dan sensitif akan mengotori rasa kebersamaan itu. Begitu pula flexing atau ajang pamer harta juga membuat cinta kasih yang seharusnya tumbuh ketika Idulfitri justru berubah.
"Jangan menyimpan dendam dan pembangunan itu menjadi komitmen bersama. Saatnya semua bersama-sama membangun bangsa, sesuai dengan kompetensinya," tutur Asrorun.
Menurutnya, momen Idulfitri adalah waktu yang tepat untuk membangun kebersamaan dan rasa cinta kasih. Sehingga, perayaan Idulfitri yang dilaksanakan secara bersama ini merupakan ‘Amul Jamaah yakni tahun kebersamaan dan persaudaraan.
Baca Juga:
Makna Hari Raya Idulfitri, Wapres: Semangat Berubah Menuju Kebaikan
Dia yakin, rekonsiliasi nasional mampu bersama-sama membangun bangsa.
“Saatnya mengedepankan kebersamaan dan titik temu serta menurunkan ego," tegas Asrorun yang juga mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia ini. (Knu)