Hadirkan Pertunjukan Wayang, Bentuk Sosialisasi Unik BNPB Kepada Warga Pacitan

Minggu, 23 Oktober 2016 - Selvi Purwanti

MerahPutih Nasional - Sosialisasi unik dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna membangkitkan kesadaran masyarakat Pacitan, Jawa Timur.

Pasalnya di Alun-alun Pacitan pada Sabtu malam (22/10) BNPB dan BPBD Pacitan menghadirkan Dalang Ki Purbo Asmoro untuk membawakan pertunjukkan wayang kulit.

http://server3.merahpoetih.com/gallery/public/2016/10/23/I0rgqv1nx61477179813.jpg

 Sosialisasi Unik BNPB Warga Pacitan (Foto: Humas BNPB)

Berdasarkan rilis yang diterima merahputih.com, diklaim ribuan warga Pacitan hadir. Bahkan beberapa warga asing dari Amerika, Inggris, Jepang, Australia yang juga sebagai murid Dalang Ki Purbo Asmoro ikut hadir menyaksikan wayang kulit.

"Kami mempersembahkan acara ini bukan semata-mata sebagai ajang hiburan bagi masyarakat tetapi sebagai media edukasi bencana yang menjadi salah satu upaya dalam pengurangan risiko bencana," tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sabtu (22/10) malam.

BNPB menggagas kampanye 'Budaya Sadar Bencana' sebagai upaya untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap bencana.

"Kita tahu bahwa kita sering lupa dengan bencana apabila kejadian bencana tersebut terjadi lima atau sepuluh tahun lalu. Kemudian kita tidak waspada terhadap berbagai ancaman atau potensi bahaya di sekitar kita," katanya.

Ki Purbo Asmoro membawakan lakon 'Mbangun Candi Sapto Argo,' sebuah kisah Begawan Abiyoso, kakek dari Pandawa, membangun Candi Sapto Argo. Candi tersebut sebagai simbol penguatan kapasitas dan jati diri rakyat Amarta, dalam konteks spiritual. Makna dibalik kisah ini mengenai bagaimana membangun kearifan lokal dalam mitigasi bencana.

Di sisi lain, pembangunan candi sebagai simbol tempat ibadah dan bangunan publik yang harus memperhatikan rencana tata ruang sehingga tidak mengganggu ekosistem di sekitar.

Pesan yang ingin disampaikan oleh Sang Dalang yaitu pembangunan sumber daya manusia (SDM) tangguh bencana dan konsep pembangunan fisik dengan mengedepankan sisi aman bencana.

Pacitan termasuk wilayah dalam 136 kabupaten/kota dengan indeks risiko tinggi. Catatan sejarah gempabumi besar Pacitan pada 1859 dengan kekuatan 7,5 SR. Gempa saat itu menyebabkan tsunami kecil. Berselang 78 tahun, gempa besar berkekuatan 7,2 SR terjadi. (Yni)

BACA JUGA:

  1. BNPB Minta Status Tanggap Darurat Banjir Bandang Garut Diperpanjang
  2. Banjir Bandang Garut, Kepala BNPB Laporkan Perkembangan Penanganan ke Presiden
  3. Banjir Bandang di Garut, 23 Orang Tewas
  4. Banjir di Garut, Presiden Perintahkan Kementerian Segera Turun Tangan
  5. Penyebab Banjir Bandang Garut Versi BNPB

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan