Future Loundry Tutup JF3 2025 dengan ‘Raga’, Gabungan Fashion Show dan Aksi Teatrikal
Selasa, 05 Agustus 2025 -
MERAHPUTIH.COM — FUTURE Loundry menutup Jakarta Fashion and Food Festival 2025 dengan presentasi fesyen tak biasa, Sabtu (2/8). Jenama streetwear berbasis di Bali ini membuka presentasi mereka dengan empat orang yang ditempatkan diam dalam plastik. Setiap orang berdiri di setiap sudut Re-Crafted Hall Summarecon Mall Serpong. Saat lampu ruangan meredup, salah seorang dari manusia dalam plastik itu bergerak.
Seiring suara gemerisik, salah seorang manusia dalam plastik itu kemudian membebaskan diri. Seorang penjaga menahannya, tapi ia berontak, membebaskan manusia-manusia lain yang juga terkurung plastik.
Inilah pertunjukan Raga dari Futur Loundry. Pertunjukan ini tak hanya merupakan presentasi mode, tapi juga seni performatif yang menyoroti tubuh sebagai arsip hidup. Pertunjukan yang dibagi dalam dua segmen ini menghadirkan perjalanan emosional, fisik, dan spiritual. Para model/performer tidak hanya menampilkan pakaian, tetapi juga ‘merasakan’ dan ‘menghidupi’ maknanya.
Pertunjukan yang ditampilkan jenama besutan Ican Harem dan Manda Pinky ini mempermainkan kontras antara sensualitas dan penolakan, kekuatan dan kerapuhan, identitas dan penghapusan. “Kombinasi dari gerak tari dan suara suara untuk mengekspresikan rasa dan sakit di raga,” terang Ican. ?
Baca juga:
Future Loundry Imajinasikan Kebisingan Lewat Koleksi 'Scroll Healing'
Manda menambahkan, sebanyak 39 looks yang ditampilkan merupakan busana unisex. “Tahun ini kami lebih fokus ke desain, termasuk eksplorasi material tekstil yang lebih luas, seperti tekstur kain, manipulasi tekstil menggunakan teknik tie dye, pencelupan, dan bleaching. Garment yang sudah ada kami upcycling,” beber Manda.
Sebagai merek, kata Ican, Future Loundry berhasil menembus pasar dunia berkat kekuatan komunitas dan website. “Kami bisa survive karena stay relevant. Future Loundry menggunakan website dengan sangat maksimal. Kebetulan kami di Bali dan pasar global bisa tercapai,” terangnya.
Berbeda dengan jenama lain yang memanfaatkan lokapasar, Future Loundry lebih memilih penjualan langsung di website. “Website itu bisa diakses global oleh pembeli kami,” terang Ican.
Selain lewat website, Ican membeberkan Future Loundry memperkenalkan diri dengan masuk ke kesenian dan musik, tak hanya fesyen.
“Selain itu komunitas penting, community building di Bali kuat banget. Hampir 70 persen datang ke toko, merasakan pengalaman di studio Renon. Nilai kami di situ,” pungkas Ican.(dwi)
Baca juga:
Eksplorasi Unsual Bespoke dalam ‘Embodiment Malfunction’ di JF3, Tampilkan Karya dengan Tema Gothic