Film Pesugihan Sate Gagak: Kaya Raya karena Setan Langganan Sate, Intip Sinopsisnya
Minggu, 21 September 2025 -
MerahPutih.com - BASE Entertainment bersama Cahaya Pictures menghadirkan film horor komedi segar berjudul Pesugihan Sate Gagak.
Film yang disutradarai oleh Etienne Caesar dan Dono Pradana ini, akan tayang serentak di seluruh bioskop Tanah Air mulai 13 November 2025.
Film ini menyatukan tiga komika tanah air dalam satu layar: Benidictus Siregar, Yono Bakrie, dan Ardit Erwandha. Ketiganya siap memukau penonton dengan tingkah konyol dan polos mereka.
Cerita Pesugihan Sate Gagak terasa dekat dengan berbagai generasi, karena diangkat dari kisah populer di masyarakat sub-urban mengenai praktik pesugihan.
Sinopsis Pesugihan Sate Gagak
Dilansir dari laman 21cineplex, film ini mengisahkan tiga sahabat muda yakni Anto (Ardit Erwandha), Indra (Benidictus Siregar), dan Dimas (Yono Bakrie) yang terhimpit masalah finansial.
Demi mewujudkan mimpi dan meningkatkan taraf hidup, mereka nekat memilih jalan pintas menuju kekayaan instan.
Anto, pegawai warteg yang hidup pas-pasan, terdesak harus menikahi pacarnya, Andini (Yoriko Angeline), dalam waktu sebulan dengan mahar sebesar Rp 150 juta. Lalu Dimas, adalah seorang konten kreator horor yang belum juga sukses. Sementara Indra, yang diam-diam terlilit utang pinjol.
Suatu hari, mereka menemukan jalan pintas lewat sebuah ritual pesugihan: sate gagak, yang terinspirasi dari buku mantra kuno milik kakek Indra. Konon, siapa pun yang melakukan ritual ini bisa mendadak kaya dari hasil berjualan sate daging burung gagak.
Baca juga:
Dari Horor Komedi hingga Psikologis, Sederet Film ini Bisa Masuk Daftar Tontonan di September 2025
Film Biografi Kreator Bumble 'Swiped' akan Rilis di Disney+, Simak Sinopsisnya
Mereka pun memberanikan diri mencoba. Meski sempat ragu, godaan uang berlimpah terlalu besar untuk ditolak. Ritual tersebut benar-benar manjur, setiap malam Jumat berbagai makhluk gaib seperti genderuwo, pocong, hingga kuntilanak datang membeli sate gagak dengan harga mahal.
Perlahan, kehidupan mereka berubah drastis. Utang terlunasi, rencana pernikahan bisa berjalan, dan nasib mereka tampak jauh lebih baik. Namun, kebahagiaan itu ternyata tidak gratis. Tiga pemuda ini mulai diteror, dihantui oleh setan-setan yang lapar dan terus menagih sate gagak di mana pun dan kapan pun.
Akhirnya, mereka harus menyadari bahwa jalan pintas menuju kekayaan selalu datang dengan harga yang jauh lebih mahal daripada kerja keras. (Tka)