Film Nana Tayang di Berlin sebagai Oase di Tengah Isu Bahasa Sunda

Senin, 24 Januari 2022 - Muchammad Yani

DI tengah kontroversi mengenai bahasa Sunda oleh Arteria Dahlan menjadi sorotan, sebuah oase datang dari film berbahasa Sunda Before, Now & Then atau Nana yang akan diputar di Berlin International Film Festival 2022, Jerman.

Pemutaran film tersebut membuktikan bahwa bahasa daerah memiliki peran penting dalam memperkenalkan Indonesia di pentas internasional. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengaku bangga dan melontarkan pujiannya terhadap capaian film berbahasa Sunda itu.

Baca juga:

Meat Loaf, Pelantun 'I'd Do Anything for Love', Meninggal Dunia

Menurutnya, film yang diperankan Happy Salma, Laura Basuki dan Ibnu Jamil yang berlatar situasi tahun 1960 itu menjadi peristiwa sejarah bagi masyarakat Sunda. "Ini peristiwa bersejarah, film Indonesia masuk finalis Fesitival Film Internasional Berlin, dan yang pertama kali berbahasa daerah, yaitu Sunda," ujar Ridwan Kamil.

Film ini akan diputar di Festival Film Internasional Berlin. (Foto: Ist)
Film ini akan diputar di Festival Film Internasional Berlin. (Foto: Ist)

Ridwan Kamil menuturkan, prestasi tersebut patut diapresiasi mengingat isu kebhinekaan saat ini di Indonesia tengah menjadi sorotan. "Apalagi dengan isu masalah bahasa daerah dan kebhinekaan yang saat ini jadi sorotan, prestasi ini sangat membanggakan," tuturnya.

Diakuinya Film Nana oleh dunia internasional menjadi penyemangat bagi masyarakat Indonesia untuk tidak malu dan lebih menghargai keberagaman bahasa daerah.

Baca juga:

Netflix Konfirmasi 'Squid Game' Musim Kedua

"Terbukti dengan kreativitas itu dunia menghargai, masak bangsa kita sendiri kurang menghargai. Poinnya ini adalah sebuah kebangkitan bahasa daerah di dunia internasional melalui ajang Festival Film Internasional Berlin," katanya.

Before, Now & Then (Nana) merupakan film karya sutradara Kamila Andini yang terseleksi untuk tayang perdana di Program Kompetisi Utama 72nd Berlin International Film Festival 2022. Dalam produksi film tersebut, Pemda Provinsi Jabar turut memberikan dukungan.

Ridwan Kamil menuturkan, bahasa daerah bisa dilestarikan lewat berbagai cara termasuk film, maupun konten-konten di media sosial. Seperti film berbahasa Jawa Yo Wis Ben yang juga pernah berprestasi.

"Sudah dimulai film-film berbahasa daerah seperti Yo Wis Ben, itu Bahasa Jawa, karenanya mari lestarikan bahasa daerah dengan cara-cara baru bisa melalui media film, konten dan sebagainya. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi," ujarnya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca juga:

Bocoran Foto 'Bridgerton 2' Tampilkan Kostum dan Latar Menawan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan