Eksplorasi Unsual Bespoke dalam ‘Embodiment Malfunction’ di JF3, Tampilkan Karya dengan Tema Gothic

Selasa, 05 Agustus 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM — SEORANG perempuan bergerak perlahan dari salah satu sisi ruang Re-Crafted Hall Summarecon Mall Serpong, Sabtu (2/8) malam. Di tengah keremangan, terlihat perempuan itu diikuti sosok lelaki yang merangkak di bawahnya. Dalam gerakan aneh, tapi luwes, keduanya melintasi ruangan. Memantik rasa penasaran penonton yang hadir malam itu.

Di sisi lain ruang, dua sosok keluar dari kegelapan. Lampu sorot melatari kedua sosok yang berbalut jubah hitam dan bertopeng tersebut. Pedupaan nan mengepul tergenggam di tangan keduanya. Asap menguar ke seluruh ruangan. Musik tiup tradisional dan karinding mengiring gerak mereka, menciptakan suasana mistis. Nyaris horor.

Ketika mereka bertemu, sosok lain membawa peduapaan kembali hadir ke tengah ruangan, diiringi Rajah Bubuka nan dilatari suara karinding. Beberapa penonton yang hadir di Re-Crafted Hall Summarecon Mall Serpong, Sabtu (2/8) malam, itu bergidik.

“Kok horor sih?,” kata salah seorang penonton.

Baca juga:

Tampil di JF3 2024, Bespoke Project Gandeng Ofie Laim untuk Sentuhan Wastra dalam Denim



Inilah komentar yang acap terlontar dari siapa pun yang pertama kali menyaksikan presentasi Bespoke Project di Jakarta Fashion and Food Festival (JF3). Lewat Rajah Bubuka dan pedupaan, Bespoke sepertinya penghormatan pada budaya Sunda dalam penampilan mereka. Hal itulah juga yang membuat mereka tak biasa. Meski presentasi kali ini memberi kesan horor, tak ada hal-hal seram dalam koleksi yang ditampilkan tahun ini. Dengan mengusung tema Embodiment Malfunction, Bespoke mengeksplorasi hal-hal unsual. Hal-hal yang tak biasa.

Semangat ekplorasi tak biasa ini terasa sejalan dengan semboyan founder Bespoke Jeremy Hartono ’clean jeans are boring’. Jadilah jeans di koleksi Bespoke tampil di luar dugaan. Dalam keterangan resmi jelang pertunjukan, Bespoke menyebut tema Embodiment Malfunction diambil dari ketidakstabilan berpikir untuk eksplorasi visual dan konseptual atas ketidaksempurnaan pakaian dalam era post-human.

“Setiap busana tidak sekadar pakaian, tapi manifestasi dari keretakan antara realitas dan visualisasi absurd yang menyusupinya,” kata mereka.


Lewat presentasi fesyen yang dibagi dalam dua sequence, runway JF3 2025 menjadi panggung naratif Bespoke menampilkan pakaian organik dan artifisial yang mengalami gangguan fungsi, kesalahan sistem, dan pencarian identitas baru. Koleksi Embodiment Malfunction ini menampilkan siluet yang terdistorsi, material yang seolah rusak atau
glitching, tidak umum, bahkan nyeleneh atau aksen eksternal yang membaur dengan pakaian seharusnya.

Warna-warna yang bertabrakan dan pattern yang tidak biasa disandingkan dengan nuansa mewah di ajang fashion show, mewakili benturan antara masyarakat atas dan gaya eksentrik.

Sebanyak 24 model membawakan 48 looks yang terlihat unsual. Mulai dari headpiece yang terlihat seperti kepala dinosaurus, topi berbentuk ketel air, jaket penuh dengan spike, celana dengan sablonan ‘pecel lele’, hingga jaket hoodie dengan penutup kepala layaknya pocong. Meski terlihat absurd, hal-hal unsual ini justru menggelitik, membuatnya terlihat stand-out.

Tak hanya dalam konsep pakaian, Bespoke juga membawa semangat ’unsual’ ke presentasi mereka. Area Re:Crafted Hall dijadikan selayaknya panggung pertunjukan debus hingga sirkus.

“Kami mengajak penikmat fashion untuk menyadari terkadang hal hal yang diluar nalar bisa menjadi sebuah karya, meskipun begitu kontradiktif dengan budaya populer di halayak ramai,” tutup mereka.(dwi)

Baca juga:

Gandeng 5 Jenama, Lakon Store Eksplorasi Cinta dalam Fashion lewat ‘P.S. I Love You’ di JF3 2025

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan