EKONID dan Goethe-Institut Perkuat Kemitraan untuk Dukung Tenaga Kerja Indonesia ke Jerman
Rabu, 05 Februari 2025 -
MerahPutih.com - Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID) dan Goethe-Institut Indonesien resmi memperkuat kerja sama mereka melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Jakarta, Selasa (4/2/2025). Kemitraan ini bertujuan memberikan informasi komprehensif bagi tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di Jerman.
Acara penandatanganan di kantor EKONID, Menteng, dihadiri Direktur Eksekutif EKONID Jan Rönnfeld dan Wakil Direktur Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Ulrike Drissner, serta perwakilan Kedutaan Besar Jerman, GIZ, dan DAAD.
Jerman saat ini menghadapi kekurangan tenaga terampil dan telah membuka peluang bagi pekerja asing melalui Undang-Undang Imigrasi Tenaga Kerja Terampil (FEG) 2020. Indonesia, dengan banyaknya tenaga ahli, memiliki potensi besar namun masih menghadapi tantangan seperti pengakuan kualifikasi, hambatan bahasa, dan integrasi budaya.
Melalui kerja sama ini, EKONID dan Goethe-Institut akan memperluas layanan konsultasi dan menyelenggarakan berbagai program untuk membantu tenaga kerja Indonesia.
Baca juga:
Goethe-Institut Gelar Pameran 'The Glass Room: Misinformation Edition'
"Sejak 1915, EKONID telah menjadi penghubung strategis antara perekonomian Jerman dan Indonesia," ujar Jan Rönnfeld. Ia menambahkan bahwa proyek ProRecognition yang diluncurkan tahun lalu bertujuan menghubungkan tenaga ahli Indonesia dengan peluang kerja di Jerman.
Sementara itu, Ulrike Drissner menegaskan bahwa Goethe-Institut telah membantu banyak orang Indonesia mempersiapkan diri melalui kursus bahasa, ujian sertifikasi, serta program bagi pengajar bahasa Jerman. "MoU ini membuka lebih banyak kesempatan untuk mempermudah transisi tenaga kerja Indonesia ke pasar kerja Jerman," ujarnya.
Dalam kerja sama ini, EKONID akan memberikan panduan mengenai pengakuan kualifikasi, akses pasar kerja, serta prosedur imigrasi ke Jerman. Di sisi lain, Goethe-Institut akan mempersiapkan tenaga kerja dalam kemampuan bahasa, pemahaman budaya, dan pengetahuan regional sebagai bagian dari proyek pra-integrasi di Asia Tenggara. (ikh)