DPRD DKI Ingatkan Pembangunan Hunian Vertikal Harus Ramah Disabilitas

Jumat, 12 September 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - PEMBANGUNAN hunian vertikal merupakan kebutuhan mendesak di Ibu Kota. Hunian vertikal juga harus berkualitas dan keberlanjutan.

"Di kota global tidak cukup hanya membangun vertical housing, disebutkan lingkungan harus bersih nyaman dan berkelanjutan, dan yang paling penting satu, saya titip ramah disabilitas," kata anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Ghozi Zulazmi, Jumat (12/9).

Selain itu, kata Ghozi, transformasi hunian vertikal di Ibu Kota tidak boleh dipahami sekadar membangun infrastruktur. Transformasi hunian juga harus memastikan kebutuhan papan, kelayakan hidup, serta budaya masyarakat di dalamnya terpenuhi.

Ghozi memandang pembangunan hunian vertikal merupakan jawaban atas keterbatasan lahan dan tingginya harga tanah di Jakarta. Namun, menurutnya persoalan tidak hanya soal suplai rumah, tapi juga kesiapan masyarakat untuk menerima konsep tersebut.

"Kira-kira masyarakatnya setuju enggak sih? Masyarakatnya siap enggak? Nah, inilah yang akhirnya kami di DPRD sering bertemu dengan masyarakat mewakili dari masyarakat sendiri konstituen-konstituen kami atas keluhan tersebut," ujarnya.

Baca juga:

Lahan Terbatas, Hunian Vertikal Kini Berubah Jadi Kebutuhan Mendesak di Jakarta



Ghozi memberi contoh kawasan Cakung, Jakarta Timur, yang dikenal padat. Di sana, generasi muda sulit memiliki pilihan hunian selain tinggal bersama orangtua atau mertua. Akhirnya Pemprov DKI Jakarta menyuplai vertical housing, Sarana Jaya menyuplai Hunian Terjangkau Milik.

"Nah, yang paling pertama yakni mindset dari masyarakat. Masyarakat sendiri kadang-kadang masih belum familier dengan istilah vertical housing. Kalau dibilang rusun baru mereka memahami," jelasnya.

Dia menambahkan hunian vertikal juga harus terhubung dengan transportasi publik agar penghuni tidak bergantung pada kendaraan pribadi. Ghozi memandang peran masyarakat juga penting dalam transformasi hunian. Ia menekankan rusun harus dipandang sebagai ruang hidup manusia, bukan sekadar bangunan.

"Poin pentingnya yakni rusun itu bukan sekadar struktur bangunan, melainkan juga manusia yang harus dibantu. Itu bukan hanya infrastrukturnya secara personal, melainkan juga orang-orang di sana kita hidupkan kembali," pungkasnya.(Asp)

Baca juga:

Anggota DPRD Ingatkan Pramono Soal Pungli Rumah Susun, Sirukim Harus Jadi Solusi

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan