Di Depan Diaspora Indonesia, Jokowi Jelaskan Penyebab Rupiah Terpuruk
Selasa, 15 September 2015 -
MerahPutih, Bisnis-Tekanan nilai tukar rupiah oleh mata uang dollar Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut. Mata uang rupiah sudah tertekan terlalu dalam hingga Rp14.300 per dollar AS.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, depresiasi rupiah saat ini berbeda dengan kondisi tahun 1998 lalu. Menurut Jokowi kondisi politik Indonesia dan keamanan Indonesia saat ini lebih baik.
Kepala Negara tak menampik Indonesia menghadapi tekanan ekonomi, tapi Indonesia tidak sendirian. Dibandingkan dengan negara-negara lain kondisi perekonomian Indonesia masih lebih baik.
Presiden menerangkan, pada tahun 1998 nilai tukar rupiah mencapai Rp15.000–Rp16.000 per dollar AS.
“Itu berangkatnya dari Rp 1.800 meloncat menjadi Rp 16.000, hampir tujuh kali lipat. Yang sekarang, kemarin Rp 12.500 waktu saya masuk, tapi itu juga sebetulnya memberatkan kita semuanya karena memang kita terlalu banyak impor barang dari luar,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan Diaspora Indonesia, dalam pertemua di Wisma Duta, Doha, Qatar, Senin (14/9) waktu setempat.
Jokowi menjelaskan nilai tukar rupiah terus tergerus oleh mata uang dollar AS dikarenakan ketergantungan terhadap impor masih tinggi. Menurutnya, selain barang-barang elektronik, Indonesia juga mengimpor jagung, kedele impor, gula, cabai, bawang merah, dan garam.
Oleh sebab itu, kata Presiden Jokowi, pemerintah menekankan pentingnya melakukan transformasi dari sektor konsumsi ke sektor produksi. Pertemuan dengan Diaspora Indonesia di Qatar itu juga dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, dan Menteri ESDM Sudirman Said. (Luh)
Baca Juga:
Pemilik Rumah Tapak Bisa Nikmati Pembebasan PPN 10 Persen