Deredia Rilis Format CD untuk Album 'Bianglala'

Sabtu, 16 Desember 2023 - Febrian Adi

SALAH satu capaian seorang musisi/band adalah memiliki rilisan karya berbentuk fisik. Bisa berupa kaset, CD, atau piringan hitam. Sesuatu yang bisa dipegang lebih memiliki nilai kepuasan tersendiri. Ini yang melandasi Deredia merilisi album bertajuk Bianglala dalam format cakram padat (CD).

Kehadiran format fisik seperti menghidupkan tokoh imajinasi Ratih yang terlihat dalam ilustrasi gambar pada lembar-lembar sampul kemasan di CD. Konsep album berlanggam pop ini mengambil latar waktu di Indonesia era 1950-an.

“Cerita di album ini aku kembangkan dari elemen hidup Ratih, tokoh rekaan yang aku ciptakan. Ia memasuki masa remaja di dekade 1950-an, sudah paham cinta, berpacaran, sampai menuju pernikahan. Dia berhubungan dengan eks tentara asing yang bertugas di Indonesia,” ucap vokalis Deredia Louise Monique Sitanggang dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com, Jumat (15/12).

Baca juga:

Bemandry Lanjutkan Karyanya Dalam 'Pagi Yang Dinanti'

Lebih lanjut, kala itu sebagian besar warga dunia, termasuk Indonesia tengah mereguk aroma kemerdekaan pasca berakhirnya Perang Dunia II. Ratih, tokoh sentral dalam album ini, baru tumbuh dewasa, menikmati keceriaan bersama orang-orang terdekat, sampai dimabuk asmara.

Kisah itu kemudian dijabarkan dalam tujuh lagu yang berdurasi total selama 21 menit ini. Lagu pembuka, "Pergi Tamasya", menceritakan kegemaran Ratih berwisata bersama keluarganya mengisi waktu pada akhir pekan.

Tak heran, lagunya bernuansa ceria dengan bebunyian aneka perkusi. Karakter suara dan cerita di lagu pembuka ini menggambarkan nuansa keseluruhan album.

Keceriaan itu masih berlanjut di lagu kedua, "Bala-bala", yang sering memantik eforia ketika dibawakan di panggung Deredia. Sesuai judulnya, lagu ini memang bercerita perihal kudapan merakyat, yakni bala-bala atau gorengan bakwan.

Seolah plot dalam film, album ini juga menceritakan kisah romansa Ratih yang tertera dalam sejumlah lagu. Tembang "Menanti Kekasih", misalnya, menggambarkan penantian Ratih pada kekasihnya yang pulang ke negara asal. Rupanya, mereka memadu kasih jarak jauh atau long distance relationship.

Baca juga:

Kunto Aji Gelar Konser Sambut Matahari Pertama di 2024

Pertemuan dua sejoli itu diceritakan dalam lagu intim "Malam Bergelora", yang dilepas sebagai single pada Februari 2023 lalu, menjelang hari kasih sayang.

Di mana ada perjumpaan, di situ ada perpisahan. Fase akhir dari perjumpaan ini tak bisa dihindari. Kisah ini tersua dalam lagu "Senandung Perpisahan". Lagunya sendu, bernuansa hawaian yang membuai. Ini lagu kesukaan Louise yang bahkan membuat dirinya sebagai penulis merasa terbawa perasaan alias baper.

Guna mewujudkan visual dalam setiap lagu, Deredia menganggap format CD masih diperlukan meski lagunya sudah beredar dalam bentuk digital.

Album ini dilengkapi artwork karya Rhea Bambulu, ilustrator pilihan Deredia yang juga menghiasi sampul album pertama mereka. Dalam album kedua berformat CD ini, setiap lagu didampingi gambar. Dengan begitu, pembeli CD bisa melihat seperti apa rupa Ratih dan merasakan ekspresinya. (far)

Baca juga:

Solidaritas Musisi Indonesia untuk Gaza, Mulai dari Merchandise hingga Konser Amal

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan