Daya Beli Ponsel di Indonesia Melemah, Apa Penyebabnya?

Jumat, 17 Juni 2022 - Raden Yusuf Nayamenggala

PASAR ponsel di Indonesia melemah pada kuartal pertama 2022, disebabkan salah satunya akibat daya beli masyarakat yang rendah. Hal tersebut diungkapkan oleh Perusahaan riset pasar Internasional Data Corporation (IDC).

Pasar ponsel Indonesia menunjukan penurunan yang cukup banyak, sebesar 17,3 persen jika dibandingkan dengan kuartal pertama 2021.

IDC mendapati bahwa penurunan itu terjadi lantaran daya beli masyarakat menurun, disebabkan oleh peningkatan harga barang, termasuk harga ponsel.

"Kenaikan harga diperkirakan akan membeirkan tekanan lebih pada daya beli masyarakat," jelas Analis IDC Indonesia Vanesa Aurelia, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Baca juga:

Pentingnya Patch Keamanan pada Ponsel Android, Jangan Abaikan

Melemahnya pasar ponsel di Indonesia karena daya beli masyarakat rendah. (Foto: pixabay/usa-reiseblogger)

Vanesa menambahkan, di sisi lain ada kemungkinan vendor tidak bisa menyerap kenaikan harga apabila melewati batas tertentu, hal itu berpotensi meningkatkan harga jual rata-rata.

Kemudian, krisis pasokan semikonduktor pun berdampak pada pasokan ponsel murah di Indonesia. Hal tersebut juga menjadi penyebab penurunan pasar ponsel di kuartal pertama 2022.

IDC melihat banyak ponsel terjangkau di bawah harga USD 200 atau sekitar Rp 2,9 juta, mengalami sejumlah kendala besar pada pasokan chipset 4G. Hal itu berdampak pasar pada pasar ponsel entry level yang juga mengalami penurunan, yakni sebanyak 22 persen secara year-on-year.

Baca juga:

Dengkuran Pengguna Android akan Dipantau Google, Ini Tujuannya

Menurut data IDC Quarterly Mobile Phone Tracker Q1 2022, Samsung menempati peringkat teratas ponsel dari segi pengiriman. Produsen ponsel asal Korea Selatan itu mengapalkan 2,1 juta ponsel pada periode tersebut.

IDC memprediksi Samsung bisa kembali menempati posisi tertinggi setelah dua tahun, karena ponsel flagship dan terjangkau, Galaxy S22 dan Galaxy A03.

Ponsel Galaxy S22 dinilai meningkatkan pangsa pasar Samsung untuk segmen 5G sebesar 40 persen. Pada kuartal pertama 2022, Samsung menguasai pangsa pasar sebesar 23,3 persen.

Sementara posisi yang kedua diraih oleh Oppo, dengan pangsa pasar seanyak 20,2 persen. Pertumbuhan jenama tersebut disokong segmen menengah dengan rentang harga Rp 2,9 juta hingga Rp 5,9 juta yaitu OPPO A95 dan A76.

Pangsa pasar Oppo untuk 5G hanya sebesar 3,7 persen di kuartal I 2022, angka tersebut jauh lebih rendah dibanding kuartal I 2021 yang mencapai 26,4 persen. IDC melihat, penurunan itu dikarenakan merek lain yang semakin banyak merilis ponsel 5G di Indonesia.

Samsung menempati peringkat teratas ponsel dari segi pengiriman. (Foto: pixabay/monar_cgi_artist)

Sementara di tempat ketiga diduduki oleh Vivo, dengan pangsa pasar 17,1 persen. Vivo mengirimkan 1,5 juta unit ponsel. Ponsel yang menjadi pendorong utama Vivo yakni tipe Y15s dan Y21.

Selanjutnya di peringkat keempat ada Xiaomi, meski dikabarkan sempat mengalami kendala pasokan di dua bulan pertama tahun ini. Menurut IDC, pasokan Xiaomi kembali naik pada Maret, sehingga mereka bisa meningkatkan segmen low-end seharga Rp 1,9 - Rp 3,9 juta dan menengah.

Brand ponsel asal Tiongkok itu mendapat pangsa pasar sebanyak 14,6 persen pada kuartal pertama 2022, dengan jumlah pengiriman 1,3 juta unit. IDC menyebutkan, bahwa Xiaomi merupakan pemain terbesar kedua untuk segmen ponsel 5G di Indonesia.

Lalu, di tempat yang terakhir yaitu Realme, dengan pangsa pasar 12,3 persen dan pengiriman 1,1 juta unit. Menurut IDC, Realme cukup berjaya pada segmen kelas menengah. (Ryn)

Baca juga:

Android 13 Tawarkan Pengalaman Gaming yang Lebih Baik?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan