Dari Bunyi Rel Kereta Jadi Nama Lotek
Kamis, 04 Agustus 2016 -
MerahPutih Kuliner - Salah satu tata penamaan benda berdasarkan bunyi. Masyarakat Indonesia menggunakan tatanan ini sejak dahulu, dan telah dikenalkan sejak balita. Sebut saja burung emprit, karena bunyi prit-pritnya. Begitu juga dengan semprit, karena bunyi yang dikeluarkan "prit". Di dunia balita, ada meong untuk menyebut kucing, karena suaranya mengeluarkan meong.
Uniknya, hal itu juga terjadi untuk penamaan makanan. Malah, dengan penamaan berdasarkan bunyi, makanan ini kini ramai diburu pelanggannya. Makanan tersebut ialah lotek.
"Yang ngasih nama pelanggan di sini. Bunyi rel sepur itu 'tek tek tek'. Karena dekat rel warungnya, jadi pelanggan mgasih nama lotek teteg," kata Upi Nuraini, saat berbincang dengan merahputih.com, di warungnya, Jalan Argolubang, Baciro, Lempuyangan, Kota Yogyakarta, Rabu (3/8).
Karena uniknya nama tersebut, warung ini justru sering dibicarakan pelanggannya. Kini, Upi Nur mampu mendulang rezeki berlimpah karena warungnya tak sepi pembeli. Sebagian pembeli, Upi Nur mengaku senang lokasi warungnya dekat rel. Sambil makan lotek, pengunjung dapat menikmati perjalanan kereta.
Selain keunikan nama, daya tarik lotek teteg di sini ialah cobek atau ulegan bumbunya yang berukuran super jumbo. Tidak seperti cobekan pada umumnya, Upi Nuraini menjelaskan, ide pembuatan cobek jumbo berasal dari orang tuanya. Menurutnya, ukuran cobek jumbo akan menghilangkan aroma kacang yang menyengat, sehingga cita rasa bumbunya semakin terasa. (Fre)
BACA JUGA: