Curhat PKL Monas Tentang Ahok
Sabtu, 24 Oktober 2015 -
Megapolitan Megapolitan - Paguyuban pedagang kaki lima (PKL) Madura yang setiap hari berjualan di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, selalu kucing-kucingan agar dapat berjualan di kawasan Monas. Seperti pernyataan beberapa PKL yang berjualan minuman mineral kepada merahputih.com yang saat itu menjadi konsumennya, berupaya mengorek keterangan dari mulutnya, Sabtu (24/10).
"Kucing-kucingan mas, kalau ada razia kita kabur, kalau lagi aman kita jualan. Ya kayak orang perang aja mas, kapan lihat ada peluang, kita serang, kapan waktunya kita mundur, kita kabur. Apalagi kalau mau ada event seperti ini, semua pedagang diusir. Yang boleh dagang ya orang-orangnya (Gubernur DKI Jakarta) Ahok saja," ujar Khusnul Khotimah, salah satu PKL yang sedang berdagang di dalam area Monas.
Menurut Khusnul Khotimah, atau biasa disapa Kho mengatakan Kegiatan kucing-kucingan seperti itu hampir setiap hari dilakukannya. Meski merasa tak nyaman. Namun karena kebutuhan dan tuntutan bertahan hidup di kota Jakarta. Kho dan perhimpunan pedagang dari etnis Madura ini, rela baku pukul, dan berebut dagangan dengan petugas satpol PP setiap hari.
"Kalau zamannya Jokowi dulu, sama sebelumnya, kita bebas jualan disini. Sekarang zamannya Ahok. Dagang enggak boleh. Orang ngaji di sini aja enggak boleh. Itu berapa kali Habib mau tabligh akbar di sini enggak dikasih izin sama Ahok," ujar Khotimah yang kental dengan aksen Maduranya. (aka)
Baca Juga:
- Pengunjung Monas Pernah Kerasukan
- Monas Kerap Dijadikan Sebagai Tempat Ritual
- Penampakan Sosok Wanita di Tugu Monas Mirip Nyi Roro Kidul
- Cerita Mistis Monas
- Ridwan Saidi: Bung Karno Tidak Pernah Buat Aturan Tentang Monas