China Ingin Buat Senjata 'Death Star', Terinspirasi dari Star Wars

Rabu, 20 November 2024 - Soffi Amira

MerahPutih.com - Ilmuwan Tiongkok mengklaim, bahwa mereka ingin membuat senjata raksasa yang terinspirasi dari Star Wars. Senjata itu dapat memusnahkan satelit musuh di orbit.

"Death Star" di kehidupan nyata mampu memfokuskan beberapa sinar gelombang mikro ke satu target. Sistem senjata tersebut baru-baru ini telah menyelesaikan uji eksperimental untuk mengetahui potensi penggunaannya di militer.

Tiongkok sendiri telah mengembangkan senjata gelombang mikro bertenaga tinggi (HPM) yang berpotensi mengganggu sistem radar, komputer, infrastruktur komunikasi, hingga rudal dan satelit.

Mengutip The Sun, senjata "Death Star" berkekuatan tinggi jenis baru itu, menggabungkan gelombang elektromagnetik dengan pengaturan waktu yang sangat tepat untuk bergabung menjadi pancaran energi yang kuat.

Baca juga:

Artefak Batu dari Zaman Neolitikum Ungkap Perkembangan Manusia di China Timur Laut

Senjata Death Star milik China sudah menyelesaikan uji eksperimental
Senjata Death Star milik China sudah menyelesaikan uji eksperimental. Foto: Star Wars
>Meski terdengar sangat menakutkan, supaya "Death Star" dapat berfungsi, maka senjata tersebut harus menyinkronkan kacang microwave agar tiba dalam bentuk yang sama dan dapat berfungsi secara efektif.

Setiap komponen penghasil gelombang mikro, yang disebut sebagai kendaraan, tidak boleh melebihi 170 pikodetik – atau seperseribu detik, menurut para ilmuwan.

Ketelitian yang dibutuhkan jauh lebih besar dibanding jam atom yang digunakan pada satelit GPS. Namun, para ilmuwan Tiongkok yakin, mereka telah memecahkan masalah tersebut dan mencapai "sinkronisasi presisi waktu yang sangat tinggi", menurut South China Morning Post.

Mereka juga mengklaim telah mencapai sinkronisasi ini dengan menghubungkan kendaraan pemancar gelombang mikro lewat serat optik.

Baca juga:

ISS Bakal Dipensiunkan, Astronaut Bersiap Hadapi Evakuasi Darurat

Selain itu, ilmuwan Tiongkok juga menyebutkan, teknologi terbaru itu menekan sinyal GPS Amerika dan satelit lainnya. Kemudian, bisa mencapai berbagai tujuan lainnya, seperti pengajaran dan pelatihan, verifikasi teknologi baru, serta latihan militer.

Sebelumnya, para ahli telah mencatat, bahwa penelitian Tiongkok terhadap program energi terarah kemungkinan bertujuan untuk meniadakan kekuatan spesifik AS, yakni dengan memengaruhi sensor pada senjata dan satelit presisi AS.

Publikasi akademis Tiongkok menunjukkan, bahwa senjata sinar gelombang mikro dikembangkan lebih banyak untuk digunakan pada platform luar angkasa, seperti satelit. Sementara itu, laser canggih kini sedang dibuat untuk angkatan darat, laut, dan udara.

Death Star Terinspirasi dari Film Star Wars

Death Star terinspirasi dari film Star Wars
Death Star terinspirasi dari film Star Wars. Foto: Star Wars
>Death Star merupakan senjata super paling ikonik di film Star Wars. Meskipun senjata pancaran energi terbaru itu mengambil inspirasi dari Star Wars, tetapi ada beberapa perbedaan utama antara teknologi terbaru dan Death Star versi fiksi.

Para penggemar sci-fi pasti sudah mengetahui, jika senjata utama Death Star menggunakan kristal kyber. Kristal tersebut dapat menghasilkan kekuatan yang cukup melalui beberapa meriam laser, yang bergabung pada satu titik untuk menghasilkan sinar yang sangat kuat, sehingga dapat menghancurkan seluruh planet.

Untungnya, pengembangan senjata terbaru tidak memiliki kekuatan untuk meledakkan seluruh planet. Sementara itu, para astronot Tiongkok telah melakukan tur pertama yang tercatat di stasiun luar angkasa Tiangong, yang mengorbit sekitar 400 km di atas Bumi.

Baca juga:

Kai Cenat Ingin Pecahkan Rekor Jadi Streamer Pertama di Luar Angkasa

Pos orbitnya jauh lebih mewah dibanding Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang diluncurkan pada 1998 silam.

Dihiasi dengan lentera kertas merah, kru Shenzhou-18, Ye Guangfu, Li Song, dan Li Gangsu, melakukan tur selama tujuh menit di tempat tinggal sementara mereka, yang dibagikan oleh kantor berita milik negara Tiongkok, CCTV.

Modul inti, yakni tempat para astronaut menghabiskan sebagian besar waktunya, menjadi pusat kendali manajemen ditempatkan. (sof)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan