Bisnis Florikultura Indonesia Mampu Bersaing di Tingkat Dunia
Minggu, 30 Juli 2017 -
MerahPutih.Com - Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo), Glenn Pardede mengatakan, Florikultura Indonesia mampu bersaing di tingkat dunia, jika didukung standar mutu yang konsisten.
"Jika didukung standar mutur yang konsisten, inovatif dan pasokan yang berkesinambungan, maka Indonesia akan mampu bersaing di tingkat dunia," kata Glenn Pardede di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (29/7) kemarin.
Ia mengatakan, saat ini nilai ekspor Florikultura Indonesia mencapai sekitar 20 juta Dollar Amerika Serikat, sedangkan total nilai impor tahun 2016 mencapai 12,7 juta dollar Amerika Serikat.
Menurut Glenn Pardede, usaha Florikultura Indonesia sangat menjanjikan. Namun dengan catatan harus mendapat dukungan seperti regulasi yang kondusif serta meningkatkan peran asosiasi sebagai mitra pemerintah.
"Keputusan pemerintah untuk memberlakukan PPN yang sangat ramah terhadap usaha tertentu sangat dinantikan oleh para pelaku usaha. Dengan demikian mereka dapat segera bangkit dan bisa bersaing di pasar florikultura," katanya.
Glenn mengatakan, dengan pencanangan Hari Kebangkitan Florikultura Indonesia tanggal 24 Juli oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menunjukkan keseriusan, komitmen, dukungan serta perhatian pemerintah terhadap potensi florikultura.
"Salah satu bentuk dukungan kebangkitan Florikultura Indonesia, maka diselenggarakan kegiatan Florikultura Indonesia yang rangkaiannya dilaksanakan di Jakarta dan Kota Bogor," katanya.
Ia mengatakan, Florikultura Indonesia 2017 di Kota Bogor diisi dengan kegiatan bursa florikultura dan karnaval mobil hias yang dilaksanakan Sabtu dan Minggu (30/7) besok. Tujuannya adalah untuk mempublikasikan keragaman bunga Indonesia kepada masyarakat luas.
Rektor IPB Prof Herry Suhadiyanto menambahkan, selama 2010-2011 pembangunan Florikultura Indonesia mencapai keberhasilan produksi dan produktivitas sebesar 27 persen. Luas areal meningkat 15 persen per tahun. Begitu pula dengan nilai ekspor mencapai 20 juta dollar per tahun dan penyerapan tenaga kerja 750.000 orang.
"Angka ini masih jauh dibawah potensi yang ada," katanya.
Ia mengatakan, melihat kondisi yang ada, maka dari itu kebangkitan Florikultura Indonesia menjadi penghela penting kegiatan pembangunan, dan kegiatan florikultura dapat dilaksanakan di seluruh daerah.
"Jangan sampai terjadi ketimpangan," katanya.(*)
Sumber: ANTARA