Bertemu Grand Syekh Al Azhar, Jokowi Bahas Isu Toleransi hingga Perjuangan Palestina
Selasa, 09 Juli 2024 -
MERAHPUTIH.COM - PRESIDEN Joko Widodo menerima kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Mohammed Ahmed Al-Thayeb, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7) sore. Kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian tur Grand Syekh ke Asia Tenggara yang juga mencakup Malaysia dan Thailand.
Dalam keterangannya seusai mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan tujuan utama kunjungan tersebut ialah mempromosikan Islam moderat dan dialog antariman. “Ini membawa pesan yang sangat kuat mengenai pentingnya perdamaian dan pentingnya toleransi,” ujar Menlu Retno di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (9/7).
Dalam pertemuan dengan Grand Syekh, Presiden Joko Widodo membahas tiga hal penting. Pertama, terkait dengan hubungan antara Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang pendidikan. Presiden menggarisbawahi bahwa 95 persen warga negara Indonesia (WNI) di Mesir merupakan pelajar.
“Grand Syekh mengatakan pelajar Indonesia biasanya rata-rata dan beliau tidak pernah menerima keluhan dari mahasiswa Indonesia. Itu berarti beliau mengatakan karakter dari mahasiswa Indonesia baik," ungkap Retno.
Isu kedua yang disampaikan Presiden Jokowi ialah mengenai pentingnya perdamaian dan toleransi. Presiden menyampaikan bahwa saat ini perang dan konflik terjadi di mana-mana, termasuk di Gaza, sehingga penting bagi semua pihak untuk terus menyuarakan gencatan senjata yang permanen, mempermudah akses bantuan kemanusiaan, dan mewujudkan perdamaian dengan segera.
“Negara-negara dunia semua harus mendorong perdamaian di Gaza, perdamaian untuk bangsa Palestina, termasuk juga persatuan di antara negara-negara muslim,” jelas Retno.
Hal ketiga yang disampaikan Presiden Jokowi, yakni pentingnya penguatan dialog antariman. Presiden Jokowi mengatakan Indonesia ialah bangsa yang sangat majemuk dan toleran. “Pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan nilai toleransi dan perdamaian melalui dialog lintas agama guna mencegah tumbuh suburnya ekstremisme dan islamophobia,” jelas Retno.(knu)