Belanda Pulangkan Objek Budaya Terkait Puputan Badung
Jumat, 20 September 2024 -
MERAHPUTIH.COM - SEBANYAK 288 objek bernilai budaya Indonesia dikembalikan Pemerintah Kerajaan Belanda. Objek bernilai budaya itu berada di Belanda sejak era kolonial. Pemulangan itu dilakukan berdasarkan rekomendasi Komite Koleksi Kolonial Belanda.
Seperti dilansir ANTARA, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Eppo Bruins mengatakan pemulangan objek budaya tersebut akan menjadi yang kedua setelah repatriasi pertama terhadap objek budaya Indonesia dan Sri Lanka pertengahan 2023.
“Ini merupakan kali kedua kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tak pernah berada di Belanda,” ucap Bruins dalam pernyataan pers, dikutip ANTARA.
Serah terima 288 objek budaya dilakukan di Wereldmuseum, Amsterdam, tempat objek budaya tersebut disimpan dan dipamerkan, Jumat waktu setempat. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Hilmar Farid mewakili Pemerintah RI dalam serah terima tersebut. Hadir pula perwakilan dari Komite Repatriasi Indonesia.
Baca juga:
Museum MACAN Hadirkan Program Seru untuk Rayakan Hari Kemerdekaan
Objek-objek budaya yang dipulangkan tersebut terdiri dari 284 objek bersejarah, seperti senjata, koin, dan perhiasan terkait yang dengan Puputan Badung. Benda-benda itu diboyong pulang pasukan kolonial Belanda setelah menaklukkan Kerajaan Badung dan Tabanan di Pulau Bali pada 1906. Objek budaya tersebut kemudian dipamerkan di Wereldmuseum.
Selain itu, ada pula empat patung Hindu-Buddha yaitu patung Bhairava, Nandi, Ganesha, dan Brahma yang dibawa ke Belanda dari Jawa pada paruh pertama abad ke-19.
“Kembalinya objek-objek tersebut penting terkait pemulihan material (untuk Indonesia),” kata Bruins. Komite Koleksi Kolonial Belanda sebelumnya menyarankan Pemerintah Belanda untuk mengembalikan objek-objek tersebut berdasarkan penelitian asal-usul oleh Wereldmuseum dan sesuai dengan kebijakan nasional mengenai koleksi kolonial.
Rekomendasi tersebut disusun melalui dialog dan kerja sama erat dengan Komite Repatriasi Indonesia dan ahli terkait dan pemangku kepentingan dari kedua negara terus berkoordinasi demi memastikan kelancaran proses repatriasi kedua ini.(*)
Baca juga: