Begini Awal Mulanya Kuliner Legendaris Soto Kadipiro
Senin, 18 Juli 2016 -
MerahPutih Kuliner - Awalnya soto kadipiro hanyalah soto ayam biasa yang dijual oleh Widadi Tahir. Ia menjual soto dengan bakulan dari satu tempat ke tempat lain. Namun, Widadi lebih banyak mangkal di kawasan Kadipiro, Bantul, DI Yogyakarta.
"Waktu itu tahun akhir 30-an. Terus di Mbah netep di Kadipiro tahun 40-an. Wah, yang beli waktu itu sedikit, kata si Mbah. Seringnya orang-orang kenil (red, Belanda) sama orang Tionghoa," kata Dorja, pemilik rumah makan Soto Kadipiro Baru, kepada merahputih.com, di Jalan Wates, Bantul, DI Yogyakarta, baru-baru ini.
Dorja menceritakan, tak berapa lama netap di Kadipiro, Widadi mendapat lapak dari orang Belanda. Widadi membeli rumah dari orang Belanda yang memiliki istri pribumi. "Tahun 40-an itu kira-kira ya. Si Mbah beli rumah orang Belanda. Karena waktu itu orang Belanda diwajibkan pergi dari Tanah Air. Terus lewat istrinya, rumah dijual ke si Mbah. Harganya katanya trhitung murah pas itu," imbuh Dorja.
Selanjutnya, Widadi membuka lapak soto di rumah tersebut. Karena hanya satu-satunya pedagang soto di kawasan Kadipiro, soto Widadi lebih dikenal dengan nama Soto Kadipiro. "Pertama si Mbah cuma jual soto ayam. Tapi sekarang-sekarang, udah banyak variasi sotonya. Ada soto ayam, soto babad, soto daging. Intinya sekarang menyesuaikan zaman sama selera," papar Dorja.
Dorja merupakan salah satu keturunan Widadi Tahir. Dorja kini memiliki rumah makan soto kadipiro bernama Soto Kadipiro Baru. Hal ini pula yang dilakukan keturunan Widadi Tahir lainnya. Resep dan usaha soto tersebut diteruskan keturunannya sendiri, sampai kini terkenal akan soto kadipiro keluarga Widadi Tahir. (Fre)
BACA JUGA: