Batal Jadi Tuan Rumah MotoGP, Menpora Anggap Sebagai Ujian
Senin, 28 Desember 2015 -
MerahPutih MotoGP - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menyebutkan jika kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah salah satu seri MogoGP tahun 2017, masih aman.
Karena itu disampaikannya, tidak benar jika peluang tersebut kini telah pupus. Terlebih, dilanjutkan Menpora Imam, menyeruak di tengah beredarnya kabar bahwa tuan rumah pada 2017 sudah dicaplok Finlandia.
Sejauh ini, Menpora Imam masih berpegangan pada LOI (letter of intention) yang telah ditanda-tangani bersama CEO Dorna Sports SL, Carmelo Ezpeleta, pada 18 November lalu.
"Kita anggap saja itu sebagai godaan. Yakni, agar membuat langkah kita lebih fokus dan bekerja keras. Tapi Dorna, sebagai operator penyelenggara MotoGP, sudah memastikan Indonesia sebagai salah satu penyelenggara untuk tahun 2017, 2018, dan 2019," katanya di Senin (28/12).
Dilanjutkan Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, tidak menutup telinga jika banyak negara yang berusaha sekuat tenaga merayu Dorna supaya dijadikan sebagai salah satu penyelenggaranya.
Selain Finlandia, negara yang berminat yakni Kazakstan, Thailand, Brasil, dan Chili.
"Sekali lagi, Dorna telah memastikan Indonesia sebagai penyelenggara MotoGP 2017, 2018, dan 2019. Saat ini yang dibutuhkan Kemenpora adalah Keppres dari Presiden Jokowi untuk penyelenggaraan MotoGP. Keppres MotoGP diperkirakan keluar pada Januari mendatang. Begitu Keppres keluar, Kemenpora langsung bergerak cepat," tegasnya.
Lebih jauh dipaparkan Cak Imam-sapaan Menpora Imam- dengan adanya Keppres tersebut, renovasi Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, akan segera dilakukan secepatnya.
Menurutnya lagi, draf master plan dan draf Keputusan Presiden bisa diusulkan kemudian, atau diawal 2016. Karena yang segera dikehendaki Dorna Sports, yakni LOI.
"Sama seperti MotoGP, kita juga terus mengusahakan dana tambahan untuk Rio Haryanto yang akan tampil di ajang balapan F1 tahun depan. Saat ini, Kemenpora tengah berupaya keras untuk mengumpulkan dana sebesar 15 juta euro untuk Rio," imbuhnya.
"Saat ini kita masih kekurangan sekitar 8,2 juta euro. Itu karena terbentur akhir tahun, dana itu belum bisa kita tarik dari sejumlah pengusaha yang berjani akan membantu Rio Haryanto. Kalau kita sudah punya pembalap F1, maka peluang kita unggul menggelar balapan F1 di Indonesia semakin terbuka lebar," tutupnya.(esa)
Baca juga: