Bandai Namco Diduga Tempatkan Karyawan ke 'Oidashi Beya', 200 Orang Terancam Dipecat
Senin, 21 Oktober 2024 -
MERAHPUTIH.COM - BANDAI Namco grup diduga melakukan intimidasi kepada pekerjanya. Perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan animasi dan gim itu memasukkan beberapa karyawannya ke 'oidashi beya' atau 'ruang pengusiran'.
Dalam bahasa Jepang, oidashi beya merupakan ruang pengasingan. Hampir 200 dari 1.300 karyawan Bandai Namco Studios menjadi korban masalah kontroversial ini sejak April. Saat masuk oidashi beya, karyawan tidak diberi tugas. Di saat bersamaan, perusahaan memaksa karyawannya untuk mengundurkan diri secara sukarela.
Ada lebih kurang 100 orang yang mengundurkan diri atas tekanan yang muncul dari perusahaan yang bersangkutan. Kendati demikian, pihak perusahaan Bandai Namco membantah isu yang menerpa perusahaan. Mereka mengatakan tidak ada ruang yang disebut oidashi beya.
"Tidak ada ruangan yang secara khusus ditujukan untuk mendorong pengunduran diri sukarela terhadap karyawannya," kata mereka, dikutip Bloomberg, Jumat (18/10).
Praktik mirip oidashi beya dianggap legal di Jepang. Praktik yang dilakukan Bandai Namco bukan kali yang pertama terjadi di Jepang. Perusahaan seperti Nexon juga baru saja melakukan pemutusan hubungan kerja.
Baca juga:
Kolaborasi Bandai Namco dan Nike akan Rilis pada September 2024
Bandai Namco membela dalam pernyataan resminya kepada Bloomberg, bahwa ruang yang dituduh sebagai oidashi beya di Bandai Namco hanya digunakan sementara, yakni untuk menempatkan beberapa karyawan untuk dipindahkan ke divisi lain.
"Keputusan untuk membatalkan peluncuran gim didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap situasi," kata seorang juru bicara perusahaan dikutip Gamebrott.com, Jumat (18/10).
Perusahaan menyatakan, meski beberapa karyawan harus menunggu penugasan baru, mereka tetap akan dipindahkan ketika proyek baru tersedia. "Tidak ada ruang oidashi beya di Bandai Namco Studios yang sengaja dirancang untuk menekan karyawan agar mengundurkan diri," tambahnya.
Namun, Bandai Namco mengakui bahwa ada periode karyawan mungkin mengalami keterlambatan dalam penugasan ulang ke proyek baru.
"Keputusan kami untuk menghentikan gim didasarkan pada penilaian komprehensif situasi. Beberapa karyawan mungkin perlu menunggu beberapa waktu sebelum mereka ditugaskan ke proyek berikutnya, tapikami terus maju dengan penugasan saat proyek baru muncul," kata mereka.(tka)
Baca juga: