Asyik Dinilai Punya Ketegasan Untuk Pimpin Jawa Barat
Minggu, 24 Juni 2018 -
Merahputih.com - Lembaga Kajian Politik Sosial (LKPS) melakukan survei elektabilitas selama 10 hari, dari 12 hingga 21 Juni 2018 berkaitan dengan Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Margin eror yang digunakan dalam survey ini sebesar 2,8% dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan jumlah DPT di Jawa Barat 31.735.133 pemilih, maka ditetapkan jumlah responden sebanyak 1.128 pemilih. Sedangkan tehnik pengumpulan data menggunakan purposive random sampling.
Dari hasil survey diperoleh persentasi elektabilitas dari keempat paslon. paslon Ridwan Kamil-Uu Ruhzanul Ulum memperoleh elektabilitas sebesar 28,81%. Sedangkan paslon nomor urut 2, Hasanuddin-Anton Charliyan memperoleh tingkat elektabilitas sebesar 4,1%. Paslon Sudrajat-Ahmad Syaikhu memperoleh eletabilitas sebesar 34,64%. Paslon nomor urut terakhir, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memperoleh elektabilitas sebesar 29,77%. Sedangkan yang tidak memilih sebesar 2,68%.
"Dari hasil survey ini, terlihat posisi elektabilitas paling tinggi ada pada paslon ASYIK," ujar Direktur Eksekutif LKPS, Tubagus Alvin dalam keterangan tertulis, minggu (24/6).
Besarnya persentase Asyik dikarenakan 3 faktor utama. Pertama yaitu ketegasan, responden menilai, dari seluruh paslon di Pilgub Jawa Barat, paslon Asyik dinilai memiliki ketegasan yang dapat memimpin Jawa Barat.
Kedua, adanya limpahan suara dari pendukung Prabowo yang banyak di Jawa Barat. Hampir seluruh pendukung Prabowo di Jawa Barat juga turut mendukung Asyik. Ketiga adalah faktor mesin partai PKS yang tidak dapat dipungkiri banyak merauk suara diwilayah Jawa Barat.
"Sedangkan pesaing ketatnya adalah paslo 2 DM. Tingginya elektabilitas dari paslon ini, tidak terlepas dari perawakan Cagub dan Cawagub yang terkenal santun," bebernya.
Selain itu, elektabilitas dari paslon didukung oleh pandangan masyarakat yang melihat calon gubernur dari paslon ini kerap dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang religious.
Selanjutnya ditempati oleh paslon Rindu. Sebagai seorang cagub, Ridwan Kamil dinilai sebagian responden pemilihnya telah mampu membranding bandung menjadi kota yang layak huni.
"Namun banyak dari respoonden juga menuturkan bahwa paslon ini dinilai belum waktunya untuk memimpin Jawa Barat, dikarenakan banyak Pekerjaan Rumah Ridwan Kamil yang belum selesai di Bandung," ucapnya.
Sedangkan elektabilitas yang rendah milik paslon Hasanah karena banyak di latar belakangi oleh sikap cawagubnya yang dinilai masyarakat Jawab cukup arogan saat menjadi Kapolda di Jawa Barat.
"Seperti yang sempat mencuat di media, berita mengenai bentrokan massa FPI dengan Ormas binaan dari Anton Carliyan," tutupnya. (*)