Ada yang Harus Diperhatikan Mengemudi Kala Berpuasa

Rabu, 28 April 2021 - P Suryo R

ADA yang haus kamu perhatikan dalam berkendara kala berpuasa. Apapun jarak yang ditempuh misalnya ke kantor atau berkendara jarak jauh. Ada penyesuaian yang harus kamu lakukan, meskipun kamu menganggap berkendara di bulan puasa sama dengan bulan-bulan yang lain.

Dalam kondisi tidak puasa saja untuk menempuh jarak jauh tidak disarankan berkendara melebihi 10 jam. Kemudian pengemudi harus melakukan istirahat saban 2 jam sekali. Bila berkendara dalam bulan puasa maka seorang pengemudi harus menambah jam istirahatnya. Sementara durasi mengemudi harus lebih singkat lagi.

Baca Juga:

Mengapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat?

mobil
Berkendara di bulan puasa berbeda dengan bulan-bulan lainnya. (Foto: Pexels/Brady Knoll)

Menurut Jusri Palubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) yang dilansir dari KabarOto, untuk perjalanan jarak jauh atau luar kota, lamanya berkendara sebaiknya satu jam saja. Kemudian melakukan istirahat yang pertama selama dua jam.

Sebaiknya selama beristirahat dapat tidur selama minimal 15 menit. Kemudian melakukan ibadah yang dapat membantu membuat tubuh segar kembali. Dalam perjalanan ke luar kota faktor yang tak kalah penting adalah pakaian yang digunakan harus diperhatikan.

“Sebaiknya gunakan pakaian yang nyaman. Misalnya, kaos dan celana pendek yang tidak membuat kita mudah berkeringat,” saran Jusri.

Dalam bulan puasa sebenarnya yang berubah bukan hanya pola makan. Ada hal yang harus disesuaikan oleh pengendara mobil. Pengendara harus memperhatikan perubahan pola tidur yang sedikit banyak mengalami kekurangan durasi tidur. Dua perubahan yang mendasar ini berakibat pada kelelahan yang tidak sadari. Karena perubahan tersebut secara tidak langsung berakibat pada stamina.

Baca Juga:

5 Hal yang Sering Dikhawatirkan Pengemudi Saat Berkendara Ke Luar Kota

mobil
Respon motorik lebih lambat. (Foto: Pexels/Tobi)

“Meskipun tidak terlalu signifikan, perubahan pola tersebut membuat seseorang gampang mengantuk. Selain itu, kondisi motorik juga menurun sekaligus membuat orang gampang emosi,” ungkap Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).

Tak hanya perjalanan jauh yang harus diperhatikan, perjalanan rutinitas harian harus diperhatikan pula. Seperti berkendara ke kantor di bulan puasa.

“Rute seperti ini bisa menyebabkan pengendara mengalami penurunan motorik sehingga berkurangnya respon atau lambat bereaksi dalam satu keadaan yang membahayakan,” jelas Jusri.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pengendara harus melatih sensor motorik. Seperti mata dengan melihat ke kiri dan kanan, sekaligus menangkap objek-objek yang terlihat mata sekaligus memahaminya.

“Dalam kondisi puasa respon sistem motorik terkadang menurun. Untuk itu, pengendara mobil harus memahami apa yang dilihat dan melakukan langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan,” jelas Jusri. (psr)

Baca Juga:

Jangan Lakukan ini Jika Vespa Matic Terendam Banjir

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan