4 Nama Ini Bisa Menggantikan Gareth Southgate di Timnas Inggris
Rabu, 17 Juli 2024 -
MerahPutih.com - Gareth Southgate mundur dari posisi sebagai pelatih Timnas Inggris. Keputusan ini juga dikonfirmasi oleh Federasi Sepak Bola Inggris (FA), Selasa (16/7).
"Sebagai orang Inggris, sebuah kebanggaan bisa bermain dan pada akhirnya melatih Timnas Inggris... Namun, sudah waktunya perubahan, dan sebuah babak baru," kata Southgate di situs resmi FA.
"Laga final di Berlin melawan Spanyol adalah yang terakhir bagi saya sebagai pelatih Inggris. Saya mendapatkan keistimewaan untuk bisa memimpin para pemain dalam 102 pertandingan," lanjutnya.
Masa depan Gareth Southgate sebelumnya kembali menjadi tanda tanya setelah Timnas Inggris kalah di final Euro 2024 melawan Spanyol. Meski Federasi Sepak Bola Inggris (FA) sebelumnya dikabarkan bakal mempertahankan Southgate terlepas dari hasil final Euro 2024.
Kontrak Gareth Southgate sebagai pelatih Timnas Inggris berakhir Desember 2024. Southgate sebelumnya mengaku membutuhkan waktu untuk memutuskan kariernya sebagai pelatih The Three Lions.
Kondisi ini memunculkan nama-nama yang berpotensi menggantikannya. Ada empat pelatih yang mungkin bisa menjadi pengganti di Timnas Inggris, seperti dikutip dari BolaSkor.
Baca juga:
Gareth Southgate Butuh Waktu untuk Tentukan Masa Depannya di Inggris
1. Graham Potter
Graham Potter menjadi favorit di bursa pengganti Southgate. Potter telah menganggur selepas dari Chelsea yang mendepaknya April tahun lalu.
Sebelum bertugas di Stamford Bridge, karier pelatih berusia 49 tahun ini sepertinya akan melesat. Potter mampu mencuri perhatian ketika menangani Brighton.
Potter kemudian tidak lagi menjadi sorotan sejak keluar dari Chelsea. Dia memang telah dikaitkan dengan setidaknya selusin pekerjaan, tetapi hingga kini dia masih belum bergabung dengan klub manapun.
Namun kemampuan kepelatihan Potter tidak perlu dipertanyakan lagi. Sebagai ahli taktik, dia lebih detail dan fleksibel dibandingkan Southgate.
Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah dia memiliki kepribadian yang tepat untuk menangani pekerjaan yang paling banyak mendapat sorotan di sepak bola.
2. Mauricio Pochettino
Mauricio Pochettino mungkin menjadi pelatih paling terkenal yang secara realistis berada dalam jangkauan FA dan diketahui menginginkan peran tersebut.
Setelah secara mengejutkan meninggalkan Chelsea pada akhir musim lalu, pelatih berusia 52 tahun itu kini tersedia.
Namun, catatan Pochettino tidak mentereng jika dikaitkan dengan raihan trofi. Meski begitu, Pochettino sempat disebut sebagai salah satu pelatih dengan rating tertinggi di sepak bola Eropa.
Pochettino memiliki hubungan baik dengan pemain pilar Inggris, dari veteran seperti kapten Harry Kane hingga bintang masa depan seperti Cole Palmer. Nama terakhir juga menjadi bukti bahwa Pochettino memiliki kemampuan Pochettino untuk mengembangkan pemain muda.
Baca juga:
3. Eddie Howe
Eddie Howe harus menjadi bagian dari perbincangan. Pasalnya Howe merupakan pelatih Inggris yang klubnya finis dengan posisi tertinggi di Premier League dalam dua musim terakhir.
Sejak muncul sebagai pelatih di Bournemouth, Howe acap disebut-sebut sebagai calon pelatih tim nasional. Howe dikatakan sebagai pelatih muda paling cerdas di Inggris saat ini.
Keberhasilan Howe membawa Newcastle ke Liga Champions musim lalu adalah sebuah pencapaian besar. Howe juga dianggap berhasil karena mampu menjaga Newcastle meski banyaknya masalah cedera.
4. Thomas Frank
Thomas Frank bisa menjadi opsi meski peluangnya tipis. Setidaknya Frank merupakan sosok yang mapan di sepak bola Inggris dan memiliki pengalaman tim nasional setelah bekerja dengan tim muda Denmark selama setengah dekade.
Frank telah membuktikan dirinya serbabisa. Di bawah asuhannya Brentford memainkan sepak bola yang memukau di Championship dan kemudian melakukan lebih pragmatis ketika situasi menuntutnya di Premier League.
Seringkali, dia berganti formasi dengan mulus dari pekan ke pekan, sebuah aspek yang diremehkan dalam kiprah Inggris di dua Euro terakhir.
Atribut manajerialnya lebih baik daripada Southgate. Dia dipuja oleh para pemainnya, percaya diri, dan bijaksana di hadapan media. (*)