12 Juta Dolar Tebusan Keluar Anggota ISIS

Jumat, 13 Maret 2015 - Fredy Wansyah

MerahPutih Internasional - Banyaknya perempuan yang tergiur masuk kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) diduga karena interaksi di media sosial. Mulai dari perempuan Asia, Afrika, Amerika, hingga Eropa. (Baca Juga: Menko Polhukam Akui Banyak WNI Gabung ISIS)

Dua motif utama perempuan tergiur masuk ISIS ialah tawaran nilai agama versi ISIS dan nilai tawar dana kehidupan. "Ada motif ekonomi dan motif teologi," kata pengamat intelijen dan teroris, Wawan Purwanto, di Jakarta, Kamis (13/3).

Secara teologi, daya tarik ISIS ialah perjuangan keagamaan versi ISIS. Selanjutnya, perempuan diajak menikah untuk memperjuangkan bersama-sama. (Baca Juga: Wawan Purwanto: ISIS Tawari WNI Gaji Rp 140 Juta)

Setelah bergabung, tak sedikit pula perempuan yang menyesal. Akhirnya, perempuan yang terpesona meminta keluar dari kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi. Oktober 2014 lalu, dua perempuan muda Austria, Samara Kesinovic (16) dan Sabina Selimovic (15), menyatakan menyesal masuk ISIS dan meminta untuk dipulangkan ke negaranya, seperti disiarkan harian Osterreich.

Sementara itu, pengamat politik Timur Tengah, Dina Y Sulaeman, menyatakan, dua perempuan Italia juga menyesal masuk ISIS. "Kedua wanita ini awalnya ‘terpesona’ pada jihadis lewat internet dan datang ke Suriah. Lalu menyesal dan minta dipulangkan. Italia harus membayar 12 Juta Dollar sebagai tebusan," tulis alumnus Sastra Arab Universitas Padjadjaran ini, di laman internet pribadinya.

Dina juga menyoroti perempuan Indonesia yang tak sedikit terpesona dengan ISIS. Perempuan Indonesia dianggap lebih mudah terpesona kehidupan ISIS melalui internet. (Baca Juga: BNPT: Waspadai 9.800 Website Teroris ISIS)

"Khusus utk perempuan Indonesia, saya amati dari komentar-komentar mereka di media sosial, mereka mengira kehidupan di bawah rezim ISIS adalah kehidupan yang baik-baik saja," tambah ibu dua anak ini.

Dina memperkirakan, perempuan yang bergabung ke ISIS tidak akan bertahan lama. "Hanya sedikit perempuan yang mau tinggal di negara ISIS. Selama mereka masih punya sedikit otak dan hati, lambat laun mereka akan sadar sudah dibodoh-bodohi," imbuh Dina. (fre)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan