Tren Baru, Mengawetkan Tato Orang Terkasih


Ada tren yang mengawetkan tato dari pemilknya yang sudah meninggal. (Foto: Pexels/Kevin Bidwell)
TATO bagi pemiliknya memiliki arti tersendiri. Entah karena filosofi atau kenangan pada momen tertentu. Tato saat ini sudah dianggap sebagai bagian dari seni populer yang menurut sebagian orang sayang bila kemudian menghilang bila pemiliknya sudah meninggal.
Untuk itu perusahaan pemakaman di Cleveland, Amerika Serikat, menawarkan jasa untuk mengawetkan tato dari pemilik yang sudah meninggal. Jasa ini lebih pada sisi sentimental untuk orang yang ditinggalkan atau memang kehendak dari si pemiliknya sebelum meninggal. Idenya berangkat dari abu jasad kremasi yang kerap disimpan oleh keluarga.
Baca Juga:

Laman Mirror yang melansir dari laman 9news.com.au, menuliskan ide ini datang dari Michael Sherwood dan anaknya Kyle. Keduanya nongkrong bareng teman-teman keluarga mereka di sebuah bar, sampai pada pembicaraan tato. Menurut mereka sangat sayang bila ada tato bagus sebagai bentuk dari seni kemudian dibawa ke liang lahat oleh pemiliknya.
Yang tadinya hanya pembicaraan ringan, kemudian menjadi serius karena dorongan teman-teman mereka. Karena mereka berbisnis di jasa pemakaman, maka keduanya mengerti betul bagaimana harus melakukan langkah-langkah yang seherusnya dilakukan. Maka lahirlah jasa Save My Ink Forever.
Namun proses mengawetkan tato ini bukanlah proses yang mudah. Pertama mereka harus tetap menghormati jasad yang meninggal dan melakukan proses dengan ketelitian tinggi. Mereka juga memberikan batasan bahwa tato yang dapat diawetkan hanya pada bagian badan saja. Kalau tato yang ada pada bagian muka dan alat kelamin tak pernah mau mereka sentuh. Mereka juga menolak permintaan klien yang aneh-aneh dari tato itu, seperti menjadikan sebagai cover lampu atau sampul buku.
Baca Juga:

Sherwood mengatakan bahwa proses dimulai dari 72 jam sejak pemilik tato meninggal dunia. Kemudian berlanjut tiga sampai empat bulan. Proses yang memakan waktu dan sulit ini, tak sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Karena hal ini mengingatkan pada pembunuhan yang dilakukan oleh Ed Gein. Pembunuh itu menjadikan tubuh para korbannya sebagai baju dan topeng
Menurut Sherwood, jika sudah selesai, tato ini diberikan pada pewarisnya yang bisa jadi diletakan dalam media tertentu untuk dipajang dalam ruang pribadi layaknya karya seni. Hasil proses itu diproses dengan baik oleh Sherwood, sehingga pewaris tato tidak perlu melakukan ‘perawatan’ apapun.
Bagi Sherwood yang dilakukannya adalah membantu keluarga yang ditinggalkan dengan kenangan dari almarhum, bukan untuk membuat pertunjukan mengerikan. (psr)
Baca Juga:
5 Stereotip 'Nakal' Tentang Tato yang Kini Sudah Tidak Relevan
Bagikan
Berita Terkait
Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan

Warga Manfaatkan Layanan Hapus Tato Gratis saat Bulan Suci Ramadan 1446 H di Jakarta

Baznas Jakarta Targetkan Hapus Tato 700 Orang Selama Ramadan

Resmi Bertunangan, Tom Holland dan Zendaya Bikin Tato Inisial Nama

Cinta Mati, Pacar Liam Payne Bikin Tato Penuh Makna dan Menyentuh Hati

Hotel hingga Gym di Korea Selatan Terapkan Kebijakan 'No Tattoo Zone', Diskriminasi Pemiliki Tato?

Langkah Jitu Tutupi Tato dengan Makeup

92 Orang Hapus Tato di Jakarta Pusat

Peserta Hapus Tato di Jakarta Saat Ramadan Ditargetkan 600 Orang

Ada Layanan Hapus Tato Gratis Selama Ramadan, ini Syaratnya
