Bisnis

Suka dan Duka Bisnis Makanan

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 18 November 2021
Suka dan Duka Bisnis Makanan

Bisnis makanan menuai banyak pro dan kontra. (Foto_ Pixabay_ Pexels)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BISNIS food and bevarage memang sangat menjanjikan untuk menjadi investasi besar dalam jangka waktu panjang. Namun, bisnis makanan juga menjadi salah satu bisnis yang bisa gulung tikar dalam waktu semalam hanya karena sebuah kesalahan kecil. Penyebab kegagalan bisnis makanan bahkan seringnya disebabkan masalah kecil, seperti kesalahpahaman antarorang dalam ataupun kelalaian pegawai yang hanya terjadi sekali.

Meski begitu, sampai hari ini bisnis makanan tetap menjadi bisnis andalan bagi para pemula. Seperti dilansir Buzztime.com, bisnis makanan selalu menuai pro dan kontra terlebih bagi orang-orang yang sudah pernah terjun ke dalamnya. Kamu harus memiliki ambisi yang tak pernah padam serta hati yang lapang ketika harus mengalami kerugian ketika baru memulai bisnis makanan.

BACA JUGA:

Minusnya Berteman dengan Bos di Media Sosial

1. Termasuk bisnis yang tak akan mati

bisnis
Bisnis makanan tak lekang oleh waktu. (Foto_ Pixabay_ Nile)

Jika mengikuti anjuran umum, manusia membutuhkan asupan makanan sebanyak tiga kali dalam sehari. Oleh karena itu, bisa dikatakan bisnis makanan merupakan bisnis yang tak akan pernah mati. Semua orang membutuhkan makanan untuk memenuhi gizi atau pun memanjakan lidah. Merasa bosan dengan makanan rumah? Cusss pergi ke restoran atau pesan antar.

2. Tak sadar mengalami kerugian

kerugian
Mengalami banyak kerugian jika lalai dalam memerhatikan pengeluaran. (Foto_ Pixabay_ HolgerFotografie)

Banyak komponen di dalam bisnis makanan yang perlu diperhatikan secara detail sepanjang waktu. Sayangnya, para newbie biasanya kewalahan sampai akhirnya tak sadar telah mengalami kerugian besar. Sering kali kerugian datang dari hal-hal kecil, seperti pembelian bahan pelengkap masakan yang tidak terkendali atau ada beberapa pengeluaran yang lupa tercatat di kas restoran. Sebelum memulai bisnis makanan, sebaiknya kamu memperdalam ilmu akuntansi terlebih dahulu agar tidak mengalami kesulitan ketika harus menuliskan secara detail pemasukan dan pengeluaran dari bisnis yang sedang kamu jalani.

3. Cepat dapat keuntungan

keuntungan
Tidak membutuhkan waktu lama untuk menarik pelanggan. (Foto_ Pixabay_ Lalmch)

Meskipun berisiko tinggi mengalami kerugian, bisnis makanan termasuk cepat dalam mendatangkan kentungan. Karena setiap hari semua orang membutuhkan makanan, pasti ada saja yang akan membeli makanan dari gerai milikmu. Selama kamu tetap teliti mengawasi pemasukan dan pengeluaran, dijamin deh kamu tidak akan mengalami kerugian,

4. Sumber fitnah

feedback
Persaingan bisnis mendatangkan testimoni palsu. (Foto_ Pixabay_ mohamed_hassan)

Bisnis makanan yang terkenal tak akan pernah mati tentunya memiliki intrik terutama di antara sesama bos. Ketika memutuskan untuk memulai bisnis makanan, kamu harus tahu bahwa persaingan bisnis ini sangat lah ketat. Bisa saja sainganmu dengan sengaja memberikan testimoni buruk agar kamu kehilangan banyak pelanggan. Bahkan pelanggan setia pun bisa terbuai fitnah jika sainganmu terus menerus membisiki testimoni palsu.(Mar)

#Bisnis
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
BRIN menyoroti ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan startup dengan kebutuhan masyarakat sebagai faktor utama.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Indonesia
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dengan peluang yang sangat potensial, ajang tahunan ini menjadi magnet bagi pelaku usaha waralaba dan kemitraan.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Indonesia
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Dharma Jaya mencatat lonjakan bisnis 190 persen sambil menjaga ketahanan pangan.
Soffi Amira - Jumat, 03 Oktober 2025
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
ShowBiz
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Perusahaan makanan berebut menggandeng megahit Netflix tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
 ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Lifestyle
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
John Elkann dan saudara-saudaranya, Lapo dan Ginerva, akan membayar 183 juta euro atau sekira Rp 3,53 triliun kepada otoritas pajak Italia.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Indonesia
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Sejalan dengan itu, kinerja operasional KAI terus menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Indonesia
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Prancis dan Indonesia dapat memberi sumbangan yang baik kepada stabilitas geopolitik dan geo ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 28 Mei 2025
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Indonesia
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
"Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan," tulis Tupperware.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
Indonesia
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Pengamat pasar saham menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan IHSG turun lebih dari 6 persen.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 18 Maret 2025
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik  Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Bagikan