Studi F5 Mengungkapkan Tradeoffs dari Percepatan Transformasi Digital


Laporan State of Application Strategy 2022 F5 2022 mewakili hampir 1.500 pengambil keputusan IT di seluruh dunia. (Foto: Unsplash/Avel Chuklanov)
PERUSAHAAN penyedia teknologi application security dan application delivery berbasis multi-cloud, melaporkan penelitian tentang State of Application Strategy 2022. Laporan tersebut menegaskan bagaimana organisasi dengan cepat mengubah infrastruktur IT untuk memberikan dan mengamankan layanan digital.
Dengan arsitektur yang sangat terdistribusi dan lanskap ancaman yang lebih luas seiring dengan meningkatnya digitalisasi, organisasi beralih ke berbagai solusi untuk membantu mengelola kompleksitas dan mengatasi kesenjangan keterampilan IT yang semakin melebar. Namun, hasil survei juga menunjukkan adanya batu sandungan yang jika diabaikan, akan menghambat kemajuan menuju bisnis yang lebih responsif dan gesit.
Laporan State of Application Strategy 2022 F5 2022 mewakili hampir 1.500 pengambil keputusan IT di seluruh dunia dari berbagai industri, ukuran organisasi, dan profesi. Survei tersebut berfokus pada prioritas, tantangan, dan harapan responden untuk membentuk perspektif yang menarik tentang bagaimana organisasi mengembangkan strategi aplikasi untuk melayani kebutuhan pelanggan saat ini dan di masa yang akan datang.
Baca juga:

"Laporan State of Application Strategy terbaru ini menunjukan adanya perubahan di antara perusahaan di Indonesia dalam hal penyampaian layanan dan pengalaman digital. Semakin banyak organisasi yang mengadopsi zero trust principles dan metode bekerja jarak jauh," kata Surung Sinamo selaku Country Manager F5 Indonesia, dalam keterangan resminya, Rabu (13/4).
Oleh karena itu, lanjutnya, sangat penting solusi IT perusahaan saat ini harus mendukung kompleksitas dan perubahan tersebut, serta mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk membuat mereka bekerja lebih cepat dan responsif.
Baca juga:
Perlindungan Dunia Digital Semakin Kuat dengan Distributed Cloud Services

Secara global, studi F5 mengungkapkan bahwa upaya transformasi digital meningkat secara signifikan selama dua tahun terakhir. Rata-rata, organisasi mengelola ratusan aplikasi pada data centers, multiple cloud, dan edge deployments, serta lebih dari 20 teknologi pengiriman dan keamanan aplikasi yang berbeda.
Dengan portofolio yang semakin terdistribusi dan berkembang, organisasi memerlukan keamanan yang solid, dengan visibilitas menyeluruh, dan otomatisasi yang lebih besar. Pada saat yang sama, organisasi ingin terus menambah nilai bagi pelanggan, merampingkan operasi, menangkap peluang baru, dan menanggapi ancaman real-time.
Selain teknologi yang paling diminati responden, penerapan AI secara luas dianggap memunculkan wawasan berharga. Namun, AI yang efektif membutuhkan transparansi, integrasi, dan tata kelola data lebih baik daripada yang tersedia saat ini. (and)
Baca juga:
Pentingnya Aplikasi Adaptif untuk Pengalaman Digital Terbaik
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Bocoran Warna Xiaomi 17 Series Terungkap, Segera Meluncur 25 September

iPhone Air Lebih Awet dari Samsung Galaxy S25 Edge, Bisa Bertahan hingga 9 Jam!

Xiaomi 17 Series Meluncur 25 September, Bawa Chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5

Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia
