Ramai Dibicarakan, Yuk Kenali Arti ‘Fear of Missing Out’


Takut ketinggalan informasi. (Foto: Unsplash/Melanie Wasser)
FEAR of Missing Out (FOMO) kerap dikaitkan dengan kecanduan terhadap media sosial. Istilah ini sebenarnya sudah lama digunakan, namun kembali ramai setelah kehadiran Clubhouse yang viral beberapa waktu lalu. Perilaku ini ditandai dengan rasa takut atau khawatir jika tidak mengetahui berita atau tren terkini di media sosial.
Di zaman sekarang ini, mungkin orang lebih baik ketinggalan dompet daripada smartphone mereka. Begitu menyadari smartphone-nya tidak ada di saku, beberapa akan merasa panik dan cemas. Kalau kamu tipe yang seperti ini, bisa jadi kamu FOMO.
Mengutip Alodokter, FOMO kerap dikaitkan dengan perasaan cemas berlebihan yang dirasakan seseorang ketika teman atau kerabatnya sedang berkumpul tanpa dirinya. Orang yang memiliki FOMO akan memiliki persepi bahwa kehidupan orang lain lebih baik tanpa kehadirannya.
Baca juga:

Misalnya, orang yang memiliki FOMO akan merasa gelisah ketika tidak diundang ke tongkrongan, padahal mereka sering main bersama.
Lalu apa kaitan FOMO adan media sosial?
Di media sosial, tidak sedikit pengguna yang berusaha untuk menunjukkan bahwa kehidupannya sempurna, padahal belum tentu demikian. Hal ini bisa membuat sebagian orang membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang terlihat luar biasa.
Perasaan cemas pun muncul kepada orang yang mengalami FOMO. Mereka merasa tertinggal atau menganggap dirinya berada di derajat sosial lebih rendah daripada orang lain. Perilaku FOMO ini juga bisa membuat seseorang merasa tidak berdaya saat tidak memegang gadget dan resah jika tidak terhubung ke akun media sosialnya.
Baca juga:
Sebelum Menggunakan Clubhouse, Cek Kelebihan dan Kekurangannya

Riset mengatakan bawha orang yang terlalu sering melihat unggahan orang lain akan merasa kurang nyaman dan lebih mudah merasa kesepian. Survei lain juga menunjukkan bahwa 60 persen remaja akan merasa khawatir ketika mengetahui temannya bersenang-senang tanpa dirinya.
Dampak negatif lainnya adalah dapat menurunkan rasa percaya diri karena sering membandingkan kehidupan orang lain. Ingatlah, media sosial itu memang diciptakan untuk ‘pamer’. Tinggal bagaimana kita menganggapnya sebagai motivasi atau bahan perbandingan.
zana kamu melangkah sampai hari ini. Mulai fokus pada kelebihanmu, bukan membandingkan kekuranganmu dengan kelebihan orang lain. Ingatlah bahwa tidak semua yang diunggah media sosial itu seindah kenyataannya. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
