Penjahat Siber Curi Jutaan Dolar dari Proyek Blockchain 2021


Pencurian mata uang kripto tahun ini meningkat ketimbang tahun lalu. (foto pixabay WorldSpectrum)
PROYEK blockchain menjadi ladang emas bagi para penjahat di dunia maya. Pada awal 2021, penjahat siber sukses mencuri hampir 50% uang lebih banyak daripada periode yang sama tahun lalu.
Seperti dilansir Techradar, Atlas VPN melaporkan tindakan peretasan pada dApps (aplikasi terdesentralisasi yang dibangun pada jaringan Ethereum), cryptocurrency wallets, dan dalam bursa akun. Lewat celah sistem, para peretas berhasil mencuri sekitar US$108,3 juta pada kuartal pertama 2021. Angka itu 46% lebih besar daripada kuartal pertama 2020.
DApps menjadi target yang cukup banyak diretas saat ini. Menurut Atlas VPN, terdapat 11 pelanggaran dan 5 peristiwa penipuan selam periode pertama. Saat ini, total lebih dari US$86 juta atau Rp1 triliun lebih telah hilang.
BACA JUGA:
Selain itu, terdapat sembilan pelanggaran juga di blockchain wallets yang telah dilaporkan. Ditambah satu peristiwa penipuan dan kasus pemerasan yang membuat korban kehilangan uang kripto sekitar US$19,3 juta atau setara Rp277 miliar lebih. Sementara itu, di dalam bursa, terdapat empat pelanggaran dan satu penipuan yang mengakibatkan kerugian sebesar US$2,9 juta atau sekitar Rp41 miliar lebih.
Sempat menurun dalam setengah dekade, kasus peretasan uang kripto kembali marak pada 2020. Namun, awal 2021, kasus ini justru naik. Secara total saat ini, terdapat 33 pelanggaran pada proyek blockchain di kuartal pertama tahun ini. Atlas VPN menyebut angka ini naik 154% dari tahun ke tahun.

Jika dibandingkan dengan kasus peretasan pada 2019, tahun ini masih terbilang dua kali lebih sedikit.Tercatat pada kuartal tahun pertama di tahun tersebut, telah terjadi 62 pelanggaran blockchain.
"Karena sifatnya, proyek blockchain akan tetap menjadi target yang menguntungkan bagi penjahat dunia maya karena sistem transaksi penipuan tidak dapat dibatalkan, ini mungkin terjadi dalam sistem keuangan tradisional," jelas Ruth Cizynski, peneliti dan penulis keamanan siber di Atlas VPN.

Ia mengatakan, dengan mata uang kripto yang terus berkembang pesat, dapat dikatakan bahwa akan lebih banyak peretasan mengalir pada akhir tahun ini
Sementara itu, pada pasar Bitcoin, pada kuartal pertama 2020, uang kripto itu berada pada puncak harga tertinggi. Pada awal Mei tahun tersebut, Bitcoin mengalami peristiwa halving ketiga, sehingga memicu pasar bullish membawa harganya naik menjadi US$58.500 atau setara Rp842 juta lebih saat ini.(rzk)
Bagikan
Berita Terkait
Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap

Bocoran Terbaru OPPO Reno 15: Bawa Kamera 200MP dan Hadirnya Model Pro+

Samsung Galaxy S26 Pro dan Edge Dipastikan Meluncur dengan Chip 2nm Pertama

Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold
