Peneliti UGM Buat Alat Deteksi Virus Dengue


Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Asmarani Kusumawati. (Foto: MP/Istimewa)
MerahPutih.com - Seorang peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Asmarani Kusumawati menciptakan alat deteksi keberadaan virus dengue. Alat ini dibuat karena keprihatinan Asmarani akan tingginya penderita demam berdarah (DBD) di awal tahun 2020.
Asmarani menjelaskan, tak hanya corona, wabah DBD kini juga merenggut ratusan nyawa di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, sejak 1 Januari sampai 4 April 2020, ada 39.876 kasus DBD dan 254 kematian.
Baca Juga:
Merry Riana: Pandemik COVID-19 Ibarat Masa Ulat Menjadi Kepompong
"Dilatarbelakangi kondisi itu, saya melakukan penelitian dan berhasil mengembangkan alat deteksi keberadaan virus dengue, khususnya stereotipe DENV-3 dan DENV-4," jelas Asmarani melalui keterangan pers di Yogyakarta, Senin 18 April 2020.
Alat yang dikembangkan sejak tahun 2015 hingga 2017 ini telah dipatenkan. Terdiri dari sepasang primer yakni primer forward dan primer reverse.
"Primer ini terdiri dari basa nitrogen, guanin, sitosin, timin, serta adenin," jelas dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) ini.

Asmarani mengatakan, primer untuk deteksi virus dengue serotipe DENV-3 dan primer untuk deteksi virus dengue serotipe DENV-4 sekaligus digunakan secara baik dengan metode Reverse Transcriptase – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Lateral Flow Immunoassay (LFIA), dan Nucleic Acid Sequence Based-Amplification (NASBA).
Dia menyebutkan, alat ini telah diuji efektivitasnya dalam melakukan deteksi virus dengue. Hasilnya, primer dapat membaca atau mendeteksi keberadaan virus dengue dalam waktu kurang dari 1 hari.
"Alat ini bisa mendeteksi sejak awal ketika terdapat virus dengue, efektivitasnya 100 persen dan hasilnya bisa terlihat paling lama 24 jam," terangnya.
Baca Juga:
Pos, Ojol dan Ojek Pangkalan Sebar Bansos ke 1,2 Juta Warga Miskin Jabodetabek
Asmarani berharap, hasil penelitiannya ini tidak hanya bisa membantu mendeteksi keberadaan virus dengue. Namun, alat ini diharapkan mampu membantu upaya pengendalian penyebaran virus dengue sehingga bisa menekan kasus DBD di tanah air.
"Virus dengue serotipe DENV-3 sampai saat ini dominan terdapat di Indonesia. Dengan adanya primer ini diharapkan dapat mendeteksi keberadaan viris dengue serotipe DENV-3 dan 4 secara dini sehingga bisa membantu penanganan pasien DBD dengan baik," tuturnya. (Teresa Ika)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
UGM Nonaktifkan Status Mahasiswa Dwi Hartono Tersangka Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI

[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
![[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi](https://img.merahputih.com/media/87/d4/c2/87d4c2f6df5e66141ccee3b8612dbf8b_182x135.jpeg)
Antisipasi Pemprov Cegah Lonjakan Kasus DBD di Jakarta

Kunjungi Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi Mau Reuni dengan Teman Kuliah

Kemenlu Ungkap Diplomat Arya Daru Pernah Hadapi Bahaya di Turki dan Iran Hingga Saksi Kasus TPPO di Jepang

Diplomat Muda Tewas Dilakban di Kamar Kos, UGM Selaku Almamater Angkat Suara

Sosok Mahasiswa UGM yang Tewas Tenggelam di Maluku Tenggara Disebut Punya Pengabdian Tinggi dan Penuh Dedikasi

Kronologi 2 Mahasiswa KKN UGM Meninggal Akibat Perahu Terbalik di Maluku

Jasad 2 Mahasiswa KKN UGM Korban Kapal Terbalik Diserahkan RS, Pemulangan Tanggung Jawab Keluarga

Lokasi KKN saat Kuliah di UGM Dipertanyakan, Jokowi: Silakan Dicek Saja
