Pendanaan Tertanam Jadi Solusi Menghadapi Pendidikan di Masa Pandemi


Akan menyediakan layanan untuk memiliki kesiapan modal. (Foto: Pexels/Ahsanjaya)
SISTEM pembelajaran jarak jauh telah diberlakukan selama dua tahun akibat pandemi COVID-19 dan risiko terjadinya learning loss tidak dapat terhindarkan. Untuk mengatasinya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Kurikulum Merdeka Belajar mulai tahun ajaran 2022/2023.
Kurikulum Merdeka Belajar menjadikan implementasi teknologi dalam pendidikan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga sekolah membutuhkan perangkat teknologi dalam menjalankan kurikulum ini. Di sinilah peran pelaku usaha/UKM pendidikan menjadi krusial dalam memenuhi kebutuhan sekolah agar Kurikulum Merdeka Belajar dapat berjalan dengan maksimal.
Menurut Data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) 2021, terdapat 46,6 juta pelaku UMKM yang belum mendapatkan akses pembiayaan perbankan karena terbatasnya jangkauan pendanaan dari Bank maupun P2P lending.
Baca juga:

Sebagai perusahaan financial technology untuk pendidikan, Pintek mendukung inklusi keuangan di Indonesia dengan mengadopsi pendanaan tertanam (embedded financing) melalui kerja sama dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah). Dengan konsep ini akan menyediakan layanan bagi pelaku usaha/UKM Pendidikan untuk memiliki kesiapan modal terkait pengadaan produk pendidikan.
"Kebutuhan sekolah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar dapat terpenuhi dengan dukungan yang tepat. Kebutuhan modal sangat besar, hingga miliaran rupiah, terutama bagi usaha yang memiliki banyak pelanggan sekolah. Kami sudah siap sehingga UKM tidak perlu khawatir lagi, dan sekolah pun dapat merasa aman karena barang pasti sampai," ujar Tommy Yuwono selaku Co-Founder dan Direktur Utama Pintek, dalam keterangan resminya, Rabu (2/3).
Baca juga:
Pintek Gandeng Google for Education dan Partners Google for Education Indonesia

Untuk menerapkan pendanaan tertanam ini, pihaknya bekerja sama langsung dalam supply chain untuk menanamkan akses pendanaan, seperti principal, distributor, reseller besar, dan mitra SIPLah. Ini merupakan langkah konkret untuk dapat bersinergi dengan seluruh ekosistem pendidikan, mulai dari sumber utama penyedia produk, pelaku usaha, hingga pengguna akhir.
"Harapannya, seluruh pelaku usaha/UKM pendidikan bisa memiliki akses pendanaan, dan dapat memenuhi kebutuhan sekolah sehingga Merdeka Mengajar dapat terealisasi. Hal ini adalah wujud komitmen kami untuk terus berkontribusi dalam ekosistem pendidikan secara menyeluruh,” tambah Tommy.
Pihaknya akan selalu terbuka untuk merangkul seluruh institusi pendidikan di Indonesia agar sejalan dengan misinya. (and)
Baca juga:
Pintek dan SIPLah Ajak UKM Pendidikan Maksimalkan Potensi Bisnis
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Minta Maaf Langsung ke Kepala SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Arlan Ngaku Tindakannya di Luar Kontrol

Wali Kota Prabumulih Dapat Sanksi Keras dari Kemendagri, Disebut Main Copot Kepala SMPN 1 tanpa Prosedur Tepat

Guru SMAN 1 Sinjai Dianiaya Anak Polisi Depan Bapaknya, Komisi X DPR: Bukti Degradasi Moral

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Kepala SMPN 1 Prabumulih Batal Dicopot, Komisi II DPR Tegaskan jangan Ada lagi Kepala Daerah yang Arogan

Wali Kota Prabumulih Bantah Kepala SMPN 1 Dicopot karena Tegur Anaknya yang Bawa Mobil ke Sekolah
