Penanganan COVID-19 Bernuansa Politik

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 05 Juni 2020
Penanganan COVID-19 Bernuansa Politik

Presiden Jokowi. Foto: ANTARA

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo menilai penanganan darurat kesehatan akibat pandemi COVID-19 terasa bernuansa kepentingan politik.

Ari juga menyatakan, pemerintah ingin membangun wacana Indonesia optimis, tetapi dalam implementasi kebijakan, narasi yang diciptakan masih ada kesenjangan. Akibatnya, lanjut Ari, muncul seruan Indonesia terserah, terutama dari tenaga kesehatan.

Baca Juga

Kasus Kematian Tinggi Akibat Corona Didominasi Jakarta dan Jatim

"Persoalan kesehatan yang menjadi masalah kemanusiaan, tapi sejak awal pemerintah lebih dominan melakukan pendekatan politik, termasuk mengendalikan influencer di media sosial dan lain-lain," ucap Ari kepada wartawan, Jumat (5/6).

Penanganan virus korona dianggap menjadi kontestasi politik, terutama pada level menteri. Menurut dia, kontestasi itu terlihat dalam konsolidasi antarmenteri yang kurang baik. Tak sedikit kebijakan yang dikeluarkan oleh para menteri bertolak belakang.

""Dalam government sendiri terjadi kontestasi politik, istilahnya politisasi pandemi, Sehingga banyak kebijakan itu berjalan tidak pas persoalan kesehatan kemanusiaan," ujar dia.

Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo
Pengamat Politik dari Para Syndicate Ari Nurcahyo (Antaranews/Riza Harahap)

Seharusnya, pandemi menjadi ujian memperkuat konsolidasi politik kabinet Jokowi. Sebab beberapa pihak justru menjadikan situasi ini sebagai kesempatan kontestasi politik.

Baca Juga

Pemerintah Pusat dan Daerah Wajib Lakukan Penilaian Kemampuan Pelayanan Kesehatan

Dia menyebut perpanjangan pemberian bantuan sosial (bansos) hingga Desember 2020 memberi ruang sebagian pihak untuk berpolitik di tengah pandemi. Sebab pada akhir tahun, pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 dilaksanakan.

"Ini kan seperti menjadi sebuah peluang kontestasi politik itu kontradiktif terhadap upaya kemasyarakatan sosial budaya didistribusi dengan upaya-upaya politik," ungkap Ari.

Dia mengamati langkah Presiden Joko Widodo yang ingin penanganan pandemi dan dampak yang ditimbulkan bisa diselesaikan secara cepat. Ironinya, dari segi pengambil kebijakan di bawah ternyata belum siap sehingga dianggap tidak efektif.

“Presiden maunya apa, tapi tafsir kebijakan yang dipahami kementerian/lembaga, pemda itu ternyata berbeda. Makanya itu yang buat masyarakat bingung. Bagaimana masyarakat displin, kan butuh teladan,” imbuhnya.

Suasana Pasar Anyar di Kota Bogor pada Minggu (17/5), sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri 1441 H, pada 24 Mei 2020. (ANTARA/HO/Pemkot Bogor)
Suasana Pasar Anyar di Kota Bogor pada Minggu (17/5), sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri 1441 H, pada 24 Mei 2020. (ANTARA/HO/Pemkot Bogor)

Saat Jokowi menggaungkan berdamai dengan Corona, misalnya. Saat itu pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih dibahas dalam rapat di Istana. Namun tak lama berselang, justru Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi malah membuka bandara.

Baca Juga

Anies Bakal Hentikan Masa Transisi bila Ada Kasus Baru dari Kegiatan Ekonomi

“Ini kan buruk sekali komunikasi dan koordinasinya antarkelembagaan. Hal itu semakin memperlebar ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah, mulai dari penanganan pandemi, penyaluran bansos dan lainnya,” tambah dia.

Ari mendesak agar penanganan corona berfokus dan terpusat pada keputusan Presieden. Dengan begitu masing-masing menteri dan pejabat tak berjalan sendiri-sendiri. (Knu)

#Presiden Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tiba dikediaman Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo usai berlibur bersama cucunya di Bali, Sabtu (12/7).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Berita Foto
Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Djan Faridz usai menjalani pemeriksaan KPK di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 26 Maret 2025
Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK
Indonesia
Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat
Jokowi diharapkan kembali berbaur dengan masyarakat di wilayah setempat.
Frengky Aruan - Selasa, 22 Oktober 2024
Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat
Indonesia
H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi
Presiden Joko Widodo akan kembali ke Solo setelah purnatugas.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 19 Oktober 2024
H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi
Indonesia
Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan
Jokowi juga menggelar makan siang terakhir bersama jajaran menteri kabinet kerja
Angga Yudha Pratama - Jumat, 18 Oktober 2024
Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan
Lifestyle
Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi
Presiden Joko Widodo menanam pohon pulai di perkarangan Istana Negara Jakarta pada Kamis (17/10) atau sebelum berakhirnya masa jabatan.
Frengky Aruan - Jumat, 18 Oktober 2024
Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
Dalam narasinya disebutkan Jokowi marah karena Prabowo diam-diam memilih mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan sebagai wakil presiden (wapres) pengganti Gibran Rakabuming Raka.
Frengky Aruan - Jumat, 18 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
Indonesia
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri
Angga Yudha Pratama - Kamis, 17 Oktober 2024
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri
Indonesia
Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
Sekda DKI Jakarta, Joko Agus Setyono, ditunjuk sebagai Plh Pj Gubernur Jakarta. Ia menggantikan Heru Budi yang lengser hari ini.
Soffi Amira - Kamis, 17 Oktober 2024
Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
Indonesia
Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
Presiden Jokowi telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 125P tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pj Gubernur DKI Jakarta.
Frengky Aruan - Kamis, 17 Oktober 2024
Presiden Berhentikan Heru Budi sebagai Pj Gubernur, Diganti Teguh Setyabudi
Bagikan