Panduan Memahami Sebutan Kain Nusantara Kala Lampau

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Minggu, 15 Agustus 2021
Panduan Memahami Sebutan Kain Nusantara Kala Lampau

Perempuan Jawa sedang menggunakan canting sebagai alat meletakan lilin di kain. (Foto: KITLV)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

KAMU sulit memahami sebutan kain-kain di setiap daerah? Jangan pusing! Mungkin literasi tentang ragam istilah kain di masa kini sudah bertebaran di dunia maya. Bagaimana dengan kekayaan sebutan kain di masa lampau?

Baca juga:

Potret Jakarta dalam Koleksi Batik Betawi

Kain batik, seperti tercatat pada sumber berita negeri Tiongkok, telah berjalan lama menjadi hadiah. Berita tentang pemberian hadiah berupa kain tersebut telah berlangsung sejak masa dinasti Sung berkuasa (960-1279).

“Penduduk Jawa telah memelihara ulat sutera dan membuat atau menenun kain sutra halus, sutra kuning dan kain dari katun. Pada bulan keduabelas, tahun 992, Maharaja mengirimkan utusan ke Tiongkok dengan membawa persembahan berupa permata, mutiara, sutra disulam benang emas, kayu cendana, kain dari kapas beraneka warna, emas, tikar rotan berhias, dan kakak tua putih,” seperti dikutip dari laporan penelitian Edhie Wurjantoro dan Tawalinudin Haris berjudul "Kain Dalam Masyarakat Jawa Kuna".

batik
Para perempuan jawa di masa lalu sedang asyik membatik. (Foto: KITLV)

Dalam beberapa sumber prasasti abad IX dan X, ditemukan kata wdihan merujuk pada pakaian laki-laki. Wdihan biasanya diberikan kepada kaum laki-laki sebagai pasek, atau hadiah sewaktu diadakan upacara penetapan sebuah wilayah menjadi sima atau menjadi tanah perdikan. Sedangkan sebutan pakaian untuk kaum perempuan adalah ken atau kain.

Di samping wdihan, berdasar penelitian Edie Wurjantoro, terdapat istilah wastra, sinjang, kampuh, tapih, dan kain. Semua istilah tersebut merujuk pada kain sebagai bahan sandang. Semuanya berbahan sutra atau katun. Warnanya pun beragam, ada merah, biru, hijau tua, jingga, ungu, dan kuning emas.

Di masa Jawa Kuno, juru pelihara sandang disebut pawdihan, merujuk pada si pembuat wdihan. Terdapat pula sebutan mabhasana sebagai penjual pakaian, lalu manila sebagai tukang celup terutama dengan warna biru dan mawungkudu sebagai tukang celup warna merah.

batik
Salah satu motif batik asal Blitar. (Foto: KITLV)

Kain sebagai bahan dasar, selain dibuat sendiri, juga didatangkan dari luar Nusantara. Terdapat kain wdihan bwat kling putih (wdihan dari Keling putih), seturut Titi Surti Nastiti dalam tesisnya berjudul Peranan Pasar di Jawa Pada Masa Mataram Kuna, diketahui dari prasasti Jurunan, 876 M, merupakan kain impor asal India.

Baca juga:

Investasi Batik Tulis Bisa Raup Keuntungan Ratusan Juta Rupiah

Kain dari Gujarat- India tersebut, berupa tenunan sutra jenis patola. Kain ini dikenal sebagai kain cindai di Sumatera dan cinde di Jawa, dan sangat disukai kalangan bangsawan di Nusantara.

Komoditi kain dari India terseabut, dan juga Tiongkok tentunya, catat Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya 2, terus mengalir masuk ke Nusantara hingga abad XVIII. (*)

Baca juga:

Indonesia Sudah Cukup Mempromosikan Batik? Ini Jawaban Nonita Respati

#Wisata #Wisata Indonesia #Batik #Fashion #Tren Fesyen
Bagikan

Berita Terkait

ShowBiz
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda
Armani ialah pria yang meninggalkan jejak yang diakui di seluruh dunia.
Dwi Astarini - Jumat, 05 September 2025
Giorgio Armani Meninggal Dunia, Selebritas Kenang sang Ikon Fesyen sebagai Legenda
ShowBiz
Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia
Perusahaannya, Armani, berkembang dari mode menjadi sebuah imperium yang merambah kecantikan, wewangian, musik, olahraga hingga hotel mewah.
Dwi Astarini - Jumat, 05 September 2025
 Desainer Legendaris Italia Giorgio Armani Meninggal Dunia
Fashion
Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue
Pengumuman ini mengakhiri spekulasi selama berbulan-bulan setelah Wintour mengumumkan pengunduran dirinya, pada Juni lalu.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
 Chloe Malle Resmi Diumumkan sebagai Pengganti Anna Wintour Pimpin Vogue
Fashion
Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia
Moscow Fashion Week (MFW) digelar 28 Agustus hingga 2 September 2025.
Dwi Astarini - Jumat, 29 Agustus 2025
Moscow Fashion Week Perkuat Relasi dengan Indonesia
Fashion
Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara
Tak sekadar stylish, sepatu nyaman ternyata menjadi primadona pencinta fesyen.
Dwi Astarini - Kamis, 28 Agustus 2025
Sepatu Nyaman Jadi Tren, Bisa Dipakai di Segala Acara
Fashion
ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna
Sepatu ini menawarkan kenyamanan prima dan tampilan stylish di berbagai momen keseharian.
Dwi Astarini - Kamis, 28 Agustus 2025
ASICS Gel Cumulus 16 Dukung Gerak Aktif dalam Balutan Gaya, Dilengkapi Teknologi Terkini untuk Kenyamanan Pengguna
Fashion
The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap
UNIQLO menghadirkan denim berkualitas tinggi yang tidak hanya nyaman dan fungsional, tetapi juga tetap relevan untuk semua kalangan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 28 Agustus 2025
The Best Jeans For Every Body: Koleksi Denim Terbaru UNIQLO Hadir Lebih Lengkap
Fashion
Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan
Tahun ini, delegasi Indonesia akan tampil menonjol dengan membawa visi baru dalam pengembangan industri manufaktur berkelanjutan.
Dwi Astarini - Rabu, 27 Agustus 2025
Tampil di BRICS+ Fashion Summit in Moscow, Indonesia Soroti Industri Manufaktur Berkelanjutan
Fashion
Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’
Koleksi FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees ini terdiri dari 13 t-shirts yang mewakili tujuh pulau besar di Indonesia.
Dwi Astarini - Jumat, 22 Agustus 2025
Adidas Indonesia Rayakan Keberagaman Lewat FW25 Island Series Indonesia Graphic Tees, Bawa Semangat ‘Satu Nusa Satu Bangsa’
Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Bagikan