Nilai anak Jeblok di Sekolah? Mungkin Mereka Mengidap 'Learning Disorder'

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 28 Februari 2020
Nilai anak Jeblok di Sekolah? Mungkin Mereka Mengidap 'Learning Disorder'

Anak bisa mengalami gangguan belajar (Foto: Pexes/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JANGAN langsung memarahi anak jika nilainya jeblok di sekolah. Bukan, tidak selalu nilai mereka jeblok karena malas belajar. Bisa jadi si kecil memang mengalami kelainan gangguan belajar atau disebut learning disorder.

Dilansir dari healthline.com, Monica Mandell, Pekerja sosial dan Advokat Pendidikan dari MLM Advocacy, menjelaskan learning disorder merupakan gangguan yang bisa mempengaruhi proses belajar, baik itu menulis, membaca, hingga berhitung.

Learning disorder atau gangguan belajar yang biasanya dialami oleh anak-anak ini seringkali diremehkan oleh orang lain. Hal ini membuat anak yang mengalami gangguan tersebut merasa tertekan.

Baca juga:

Es Krim, Santapan Penunjang Kesehatan Mental Anak, Sajikanlah di Pagi Hari

Belum lagi, guru, teman sebayanya, maupun orang tua berkespektasi tinggi terhadap mereka. Jika dibiarkan terus, si kecil bisa mengalami stres bahkan depresi.

Menurut Jessi Myszak, PhD, seorang psikolog anak dan direktur dari The Help and Healing Center asal Illinois, Amerika Serikat mengatakan bahwa ada tiga learning disorder yang paling umum dialami, yaitu dyslexia, dysgraphia, dan dyscalculia.

Berikut ulasan lengkapnya:

1. Dyslexia

80-90% anak yang mengalami gangguan belajar mengalami dyslexia (Foto: Pexels/Pixabay)

Dyslexia menjadi jenis learning disorder yang paling umum. Dilansir dari Health Line, dari semua orang yang memiliki gangguan belajar, 80-90%nya mengidap dyslexia.

Laman Mayoclinic.org menyatakan dyslexia merupakan salah satu learning disorder yang melibatkan gejala kesulitan membaca. Kesulitan membaca tersebut dipicu dengan kesulitan mengidentifikasi suara ucapan dan bagaimana menyambungkannya ke huruf atau kata-kata.

Dyslexia mempengaruhi area otak yang memproses bahasa. Orang yang mengidap dyslexia biasanya memiliki intelegensi dan penglihatan yang normal.

Ciri-ciri pengidap dyslexia bagi anak yang belum sekolah biasanya adalah terlambat atau sulit berbicara, lamban dalam mempelajari kata baru, kesulitan merangkai kalimat, serta sulit mengingat bentuk huruf, angka, serta warna.

Untuk anak yang sudah bersekolah, gejala dyslexia-nya juga berubah. Biasanya mereka kesulitan membaca dibanding teman-teman sebayanya. Kemudian, ia juga merasa kesulitan memproses dan memahami pembicaraan orang,

Ciri dyslexia lainnya di usia sekolah ialah sulit mencari kata-kata untuk menjawab pertanyaan serta memberikan pertanyaan, sulit mengucapkan kata yang tidak familiar, kesulitan mengeja, serta berusaha menghindari aktivitas yang menyangkut membaca.

Baca juga:

Hati-Hati, Cara Didik Orangtua Bisa Berpotensi Gangguan Jiwa Pada Anak

2. Dysgraphia

Mengganggu kemampuan menulis (Foto: Pexels/Pixabay)

Dysgraphia merupakan gangguan pembelajaran yang mempengaruhi kemampuan menulis. Gejala yang dialami biasanya tulisan yang jelek, sulit merangkai kalimat dan mengekspresikan sesuatu di atar kertas, serta kesulitan mencari penggunaan bahasa yang tepat.

Dilansir dari ldonline.org, menulis membutuhkan keterampilan motorik serta kemampuan memproses informasi yang sulit dan kompleks. Gejala-gejala ini biasanya ditandai dengan cara menggenggam alat tulis secara berbeda, cepat letih ketika menulis, menulis sambil mengucapkan kata yang ingin ditulis, serta menulis dengan grammar yang kacau.

3. Dyscalculia

Sulit memahami angka (Foto: Pexels/Magda Ehlers)

Ini merupakan kesulitan memahami apapun yang berkaitan dengan angka seperti menghitung dan menghafal angka. Dilansir dari Learning Disabilites Associaton of America, tanda-tanda orang yang memiliki dyscalculia adalah mereka yang tidak pandai berhitung, sulit memahami konsep yang berkaitan dengan hari, minggu, bulan, musim, dan lain-lain.

Nah, sahabat Merah Putih, jangan langsung menyalahkan anak kalau nilainya jeblok ya. (shn)

Baca juga:

Anak Susah Tidur, Salahkan Orangtua

#Belajar
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
Dulu Buku, Kini TikTok! Maudy Ayunda Syok Lihat Transformasi Pendidikan yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Maudy juga berbagi pengalamannya saat sekolah
Angga Yudha Pratama - Rabu, 07 Mei 2025
Dulu Buku, Kini TikTok! Maudy Ayunda Syok Lihat Transformasi Pendidikan yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Indonesia
Wajib Belajar Bakal Jadi 13 Tahun
Kewajiban PAUD ditetapkan karena di usia tersebut, anak-anak berada di masa emas atau golden age.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 18 Juli 2024
Wajib Belajar Bakal Jadi 13 Tahun
Lifestyle
Rahasia Belajar ala Ilmuwan Richard Feynman
Richard Feynman terlibat dalam Manhattan Project.
Andreas Pranatalta - Minggu, 17 September 2023
Rahasia Belajar ala Ilmuwan Richard Feynman
Fun
Jam Belajar Terlalu Pagi Ternyata Bikin Prestasi Akademik Menurun
Banyaknya frekuensi kelas pagi dalam seminggu berarti pula kurangnya jam tidur yang diperlukan mahasiswa.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 20 April 2023
Jam Belajar Terlalu Pagi Ternyata Bikin Prestasi Akademik Menurun
Fun
Portofolio Sarana Penilaian Perkembangan Pembelajaran
Memaksimalkan penggunaan portofolio dan teknologi sebagai salah satu platform penilaian siswa.
P Suryo R - Kamis, 16 Maret 2023
Portofolio Sarana Penilaian Perkembangan Pembelajaran
Bagikan