Mengenal PTSD, Gangguan Psikologis yang Dipicu Bencana Banjir
Yuk kenali PTSD, gangguan psikologis akibat banjir (Foto: pixabay/engin_akyurt)
PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder, merupakan kondisi gangguan psikologis akibat kejadian tragis yang pernah dialami seseorang.
Kejadian tragis yang dimaksud ialah pernah menjadi korban tindak kejahatan, kecelakaan lalu lintas, pengalaman di medan perang serta bencana alam seperti banjir.
Baca Juga:
Gejala PTSD sendiri bisa muncul usai kejadian beberapa bulan lalu, hingga beberapa tahun usai sebuah peristiwa tragis terjadi.
Seperti yang dilansir dari laman alodokter, gejalanya meliputi kerap mimpi kejadian tragis (bencana alam) itu, menghindari pembicaraan yang berhubungan dengan peristiwa tragis yang pernah dialami, selalu waspada, mudah takut, serta sulit tidur.
PTSD sendiri termasuk dalam kategori gangguan kecemasan, yang membuat penderitanya tak bisa melupakan atau tak mau mengingat pengalaman traumatis tersebut, dan berpikir negatif pada diri sendiri serta dunia sekitarnya.
Kondisi tersebut umumnya ditandai dengan mimpi buruk, kesal, merasa terisolir, mempunyai perasaan bersalah, pola pikir yang berubah negatif, putus asa dalam menghadapi masa depan dan sulit untuk tidur atau insomnia.
Baca Juga:
Mengenal Leptospirosis, Penyakit yang Kerap Mewabah saat Banjir
Gejala PTSD sendiri bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Tapi khusus untuk anak-anak memiliki beberapa indikasi khusus. Seperti halnya kerap melakukan reka ulang kejadian tragis lewat permainan, gelisah saat berpisah dengan orang tua, dan juga mengompol.
Meski begitu, tak semua orang yang mengalami trauma otomatis akan mengidap PTSD. Karena gangguan mental tersebut, diperkirakan berkembang pada 30 persen, diantara orang yang pernah mengalami sebuah kejadian traumatis.
Untuk itu, penanganan yang efektif sangat penting dilakukan untuk mengatasi gejala gangguan stres pascatrauma tersebut.
Pada sebagian besar kasus PTSD sendiri, gejala bisa membaik usai beberapa minggu tanpa penanganan khusus. Namun lain halnya bagi seseorang dengan gejala yang cukup parah.
Jika sudah parah, maka seseorang membutuhkan langkah penangan lebih lanjut, yakni kombinasi terapi psikologis serta pemberian obat. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pekan Ini Jakarta Terancam Banjir Rob, 560 Pompa Disiapkan Pemerintah
Antisipasi Banjir Rob Lebih dari Setengah Meter, BPBD DKI Siapkan 257 Lokasi Pengungsian untuk Warga Jakarta Utara
Banjir Lahar Semeru Bikin Ratusan Warga Terisolasi
Waspada Bencana Susulan di Papua dan Papua Barat Daya, BMKG Beri Sinyal Hujan Lebat di Raja Ampat
Pramono Janji Perbaiki Tanggul Baswedan yang Jebol 40 Meter
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Air Laut Mau 'Ngelunjak' ke Daratan, Dinas SDA DKI Siapkan Ribuan Pompa dan Pasukan Biru di Pesisir Jakarta
Rekor Tercepat 6 Jam, Target Pramono Semua Banjir di Jakarta Harus Surut Kurang dari Sehari
Siaga 'Banjir Akbar'! Selain Curah Hujan Lokal, Limpasan Air dari Puncak Hingga Fenomena Bulan Purnama Jadi Ancaman Serius Jakarta
Tim Pelangi, Garda Terdepan Andalan Jakarta Hadapi Cuaca Ekstrem