Menafsir Lokasi Kerajaan Pakuan-Pajajaran

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Minggu, 14 Juni 2020
Menafsir Lokasi Kerajaan Pakuan-Pajajaran

Lukisan tentang Prasasti Batu Tulis. (KITLV)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ROMBONGAN Scipio, seorang sersan VOC (Kongsi Dagang Hindia Timur), melakukan ekspedisi ke pedalaman Batavia. Pada 1 September 1687 rombongan menemukan puing-puing dan batu besar di sekitar tanah berundak penuh pepohonan besar. Scipio pada laporan resminya mencatat lokasi tersebut sebagai “bekas kerajaan Pakuan-Pajajaran”.

Temuan Scipio lantas diteruskan Gubernur Jenderal Joanes Camphuijs kepada atasannya di negeri Belanda. Laporan tersebut memacu ekspedisi lanjutan, termasuk Adolf Winkler (1690) dan Abraham van Riebeeck (1703, 1704, 1711).

Baca juga:

Ragam Istilah Kain Nusantara di Masa Lampau

Salah satu misteri ingin dipecahkan para perintis tersebut mengenai penyelidikan lokasi kerajaan Pakuan-Pajajaran. Salah satu pintu masuknya melalui tafsir kata “Pakuan-Pajajaran.”

Bertahun setelah rangkaian ekspedisi tersebut, misteri tersebut belum juga terpecahkan. Karel Frederik Holle, pemilik perkebunan di Cikajang Garut dan penggemar bahasa dan budaya Sunda, saat bertugas menjadi juru tulis pemerintah Hindia-Belanda pada 1846, berpendapat arti Pakuan-Pajajaran berpadanan dengan de oprijen staande pakoebomen atau “pohon paku (pakis) berjajar.”

Batutulis
Juru kunci Prasasti Batu tulis Bogor. (Wikiwand)

Holle berdasar pada sumber Carita Waruga Guru melukiskan lokasi kerajaan Pajajaran banyak tanaman pohon paku haji. Ia lantas membuktikan keberadaan pohon itu di sebuah kampung bernama Cipaku, wilayah Bogor kota. Pendapat Holle dituangkannya dalam “De Batoe Toelis te Buitenzorg,” dimuat Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (TBG), XVII.

Sejalan dengan Holle, ilmuwan Belanda Gerret Pieter Rouffaer juga melakukan penelisikan melalui karya sastra untuk bisa mengambil kesimpulan tentang letak Pakuan-Pajajaran. Rouffaer pada Encyclopaedie van Nederlandsch-Indië, 1919, Rouffaer membubuhkan arti Pakuan-Pajajaran sebagai tempat atau kota kedudukan sang Maharaja, bertindak sebagai paku jagad atau poros dunia. Titik berat pendapat Rouffaer terdapat pada sang Maharaja sebagai pusat kosmis sehingga berkemungkinan berada di tengah kota.

Pendapat itu mendapat sokongan dari sarjana Belanda lainnya, H ten Dam, kata paku harus dihubungkan dengan lingga kerajaan yang berada tak jauh dari Prasasti Batutulis, Bogor. “Paku dalam arti lingga, sesuai dengan penafsiran zamannya ketika itu, yang berarti sumbu jagad, dan hubungannya sangat erat dengan kedudukan raja masa itu, yakni pusat jagat, pusat kosmis di dunia,” ungkap ten Dam, dalam “Verkenningen Rondom Padjadjaran,” dimuat Indonesie, 1957.

Jika pendapat Rouffaer merujuk kepada wilayah atau kota tempat raja memangku takhta, lain halnya dengan tafsir ahli epigrafi Poerbatjaraka nan mengurai kata Pakuan-Pajajaran berpadanan dengan de aan rijen staande hoven atau “bangunan istana berjajar.” Pendapatnya berpangkal pada kata pakuan dari kata pa+kuwu+an menjadi pakuwan atau pakuwon.

Batu tulis
Prasasti Batutulis. (Wikiwand)

“Kata itu masih bertahan dalam bahasa Jawa pesisir yang berasal dari kata akuwu atau kuwu yang berarti pemimpin daerah tertentu,” tulis Poerbatjaraka dalam “De Batoe Toelis nabij Buitenzorg”, Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (TBG), LIX, 1921. Poerbatjaraka menganggap pakuan sebagai hof atau istana, bukan wilayah atau ibukota.

Lebih lanjut, berdasar Carita Parahiyangan (sekira abad 16), Poerbatjaraka menyatakan sebutan untuk istana atau keraton itu Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, merupakan istana berwujud lima bangunan berdiri berjajar.

Pendapat itu terbukti belum final. H. ten Dam justru menolak pendapat Poebatjaraka. Ia memberi garis tegas antara kata pakwan dan kadatwan. Menurutnya, pakwan memiliki arti ibukota pusat kerajaan, terdapat paku-nya atau pohon paku atau lingga-nya, sedangkan kadatwan adalah kadatuan atau istananya.

Baca juga:

Begini Sejarah Lahirnya 'Boneka Kantung' Wayang Potehi

“Dengan demikian, maka terhindarlah kekacauan antara hofstad (pakwan) dan hof atau koningsburcht (kadatwan), yang dalam istilah Sunda sekarang antara dayeuh dan kadaton,” tulis Amir Sutaarga dalam Prabu Siliwangi.

Usaha memperjernih silang pendapat para ahli, diurai Saleh Danasasmita dengan tetap berkonsentrasi pada sumber bertulis Carita Parahiyangan. Teks itu, menurutnya, telah sangat jelas menyebut kadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati merupakan istana Sri Ratudewata atau gelar Sri Baduga Maharaja, “sehingga jelas yang disebut pakuan mesti kadatuan itu keraton atau istana,” ungkap Saleh Danasasmita dalam Ya Nu Nyusuk Na Pakwan, Prasasti Batu Tulis Bogor.

Saleh menambahkan bangunannya tak mungkin bertingkat, dan kata Pakuan-Pajajaran lebih tepat ditafsir sebagai istana berjajar, kemudian berubah menjadi nama diri; Pakuan-Pajajaran. “Keraton sebagai pusat pemerintahan sering kali identik dengan pusat kerajaan (ibukota) bahkan juga dengan wilayah kerajaan” tulis Saleh Danasasmita. (*)


Baca juga:

Selisik Salah Kaprah Ngohiong, Bukan Nama Makanan, Tapi?

#Kota Bogor #Sejarah Bogor
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah
Enam orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang diduga merugikan konsumen hingga miliaran rupiah.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah
Indonesia
Penumpang Transjabodetabek Bogor-Blok M Tidak Bisa Turun Naik di Terminal Baranangsiang
modifikasi yang dilakukan adalah memindahkan titik penaikan dan penurunan penumpang Transjabodetabek P11 di Kota Bogor, yang semula di Cidangiang dan Terminal Barangnangsiang menjadi di Botani Square.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 29 Juni 2025
Penumpang Transjabodetabek Bogor-Blok M Tidak Bisa Turun Naik di Terminal Baranangsiang
Indonesia
Legislator Samakan Mental Satpol PP Bogor dengan Preman, Geram Gerobak Pedagang Dihancurkan
Kebijakan Satpol PP Kota Bogor menghancurkan gerobak milik pedagang usai melakukan penertiban di Bogor Timur menuai reaksi keras dari kalangan anggota dewan
Wisnu Cipto - Jumat, 23 Mei 2025
Legislator Samakan Mental Satpol PP Bogor dengan Preman, Geram Gerobak Pedagang Dihancurkan
Indonesia
Akibat Gempa Bogor, Belasan Rumah Alami Kerusakan
BNPB Kota Bogor melaporkan sejumlah kerusakan ringan akibat gempa.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 11 April 2025
Akibat Gempa Bogor, Belasan Rumah Alami Kerusakan
Berita
10 Fakta Gempa Bogor: Dipicu Sesar Citarik dan Disertai Suara Dentuman
Fakta Gempa Bogor: 1. Terjadi pada Malam Hari, 2. Magnitudo 4,1, 3. Gempa Tektonik Kerak Dangkal, 4. Gempa Bertipe Geser, 5. Sesar Citarik,
ImanK - Jumat, 11 April 2025
10 Fakta Gempa Bogor: Dipicu Sesar Citarik dan Disertai Suara Dentuman
Indonesia
Bogor Diguncang Gempa, Kamis (10/4) Malam, Dipicu Retakan di Kerak Bumi
Gempa bumi termasuk yang berlangsung akibat aktivitas sesar aktif.
Dwi Astarini - Jumat, 11 April 2025
Bogor Diguncang Gempa, Kamis (10/4) Malam, Dipicu Retakan di Kerak Bumi
Indonesia
Erdogan Dijadwalkan Datang 11.00 WIB, Prabowo Sudah Siap-Siap di Istana Bogor Sejak Jam 9
Sedikitnya 2.500 pelajar SD dan SMP siap menyambut di sekeliling pedestrian yang akan dilalui oleh Presiden Erdogan.
Wisnu Cipto - Rabu, 12 Februari 2025
Erdogan Dijadwalkan Datang 11.00 WIB, Prabowo Sudah Siap-Siap di Istana Bogor Sejak Jam 9
Indonesia
Bogor Pagi Contraflow karena Rombongan Erdogan, Siang Suryakencana Ditutup Ada Cap Go Meh
Lalu lintas Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu ini dipastikan sangat sibuk.
Wisnu Cipto - Rabu, 12 Februari 2025
Bogor Pagi Contraflow karena Rombongan Erdogan, Siang Suryakencana Ditutup Ada Cap Go Meh
Indonesia
5 Titik Pengalihan Lalin Selama Kunjungan Presiden Turkiye Erdogan di Bogor
Sistem contraflow akan dberlakukan untuk iring-iringan tamu negara mulai seputaran Tugu Kujang hingga pintu 1 Istana Bogor.
Wisnu Cipto - Rabu, 12 Februari 2025
5 Titik Pengalihan Lalin Selama Kunjungan Presiden Turkiye Erdogan di Bogor
Indonesia
Polisi Jelaskan Detik-detik Pembunuhan Satpam oleh Anak Majikan di Bogor
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi menyebutkan bahwa Septian dihabisi Abraham ketika bangun tidur.
Frengky Aruan - Senin, 20 Januari 2025
Polisi Jelaskan Detik-detik Pembunuhan Satpam oleh Anak Majikan di Bogor
Bagikan