Fashion

Ketika Sampah Jadi Tren Industri Mode Thailand

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Senin, 30 Januari 2023
Ketika Sampah Jadi Tren Industri Mode Thailand

Kain bekas memiliki banyak potensi. (Foto: Pexels/Anas Jawed)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BAGI banyak orang potongan kain dari pakaian bekas, gorden, dan karpet mungkin dipandang sampah yang perlu dibuang. Namun, itu tak berlaku bagi Krittiga Kunnalekha, pemilik Nymph Vintage, sebuah toko pakaian daring di Thailand.

Krittiga melihat barang-barang tersebut memiliki banyak potensi dikembangkan. Setelah potongan kain ini melewati tangan kreatifnya, sampah itu jadi pilihan untuk blouse, gaun, dan rok yang penuh warna.

“Yang lain melihat tumpukan kain dan melihat sampah. Tapi saya selalu berpikir bahwa (kain bekas-Red.) memiliki banyak potensi," kata Krittiga dalam thestar.com (28/1).

Lantaran upayanya ini, Krittiga ikut menopang dan memopulerkan tren baru di Thailand: mode daur ulang.

Minat pada pakaian seperti ini tumbuh di negeri tersebut karena pembeli fesyen mulai menyadari untuk memiliki produk fesyen berjangka panjang yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan unik.

Ketertarikan tersebut berawal dari yang reputasi Bangkok sebagai ibu kota belanja serba cepat dan mal grosir besarnya yang dipenuhi dengan pakaian murah produksi massal.

Baca juga:

PUMA X Nicole McLaughlin Ciptakan Jaket Upcycle dari Sarung Tangan Kiper

Secara internasional, lebih banyak merek fesyen mencoba memasarkan diri mereka sebagai bisnis yang sadar lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial yang mengadopsi ekonomi sirkular.

Ekonomi sirkular merupakan kerangka kerja produksi dan konsumsi yang mempromosikan gagasan untuk menggunakan kembali, mendaur ulang, dan meminimalkan limbah.

Pertumbuhan tren ini terjadi karena sebagian besar merupakan respons terhadap peningkatan kesadaran konsumen tentang dampak negatif dari mode cepat. Juga kekhawatiran yang lebih besar atas masalah lingkungan dan sosial. Hasilnya, pasar untuk fesyen berkelanjutan pun muncul dan berkembang.

Menurut The Business Research Company, pasar mode etis global terus bertumbuh. Pasar ini didefinisikan sebagai desain, produksi, dan distribusi pakaian yang menempatkan skala prioritas untuk meminimalisasi kerugian pada manusia dan lingkungan. Nilainya mencapai 6,35 miliar dolar AS atau sekira 95 triliun rupiah pada 2019.

Sektor ini mencakup bisnis yang membayar pekerjanya secara adil dan merek yang menggunakan produk alami, daur ulang, dan digunakan kembali. Nilainya menyentuh 7,57 miliar dolar AS atau 11,33 triliun rupiah pada 2022. Pada 2027, nilainya diperkirakan akan mencapai 11,12 miliar dolar AS atau 16,64 Triliun rupiah.

Ini juga terjadi di Thailand, di mana semakin banyak toko pakaian lokal menempatkan perputaran modal mereka pada tren keberlanjutan. "Sekarang trennya adalah untuk mendaur ulang. Kamu menggunakan kain yang sudah ada dan memberikan tampilan dan gaya baru. Dengan cara ini, kamu menciptakan nilai lebih,” terang Krittiga, yang sekarang tinggal di Chiang Mai.

Baca juga:

Stussy dan Nike Rilis Produk Insulated dan Upcycled

Sejak membuka Nymph Vintage lima tahun lalu, Krittiga telah melihat penjualannya meningkat sekitar 15 persen. Dia juga telah menyaksikan beberapa toko "upcycle" lainnya dibuka di seluruh Thailand.

“Beberapa dari mereka meniru gaya saya dalam membuat ulang pakaian. Tapi saya tidak kesal, karena itu berarti lebih banyak orang ingin mengambil bagian dalam gerakan ini,” tutur Krittiga.

Sementara desain Krittiga sederhana dan kitsch, pakaian daur ulang yang dibuat oleh Sarita Prapasawat, desainer berusia 27 tahun, relatif lebih edgy. Tokonya menjual atasan korset, bawahan, dan tas bergaya brokat.

"Banyak pelanggan kami tidak percaya bahwa apa yang mereka kenakan dulunya adalah karpet atau tirai," kata Sarita, yang mengatakan penjualan telah meningkat lebih dari 50 persen dalam dua tahun terakhir dengan lebih banyak pelanggan memesan dari luar negeri.

Ketika dia mendirikan toko empat tahun lalu, Sarita secara pribadi menjahit setiap pakaian menggunakan kain dari pakaian bekas yang dibeli dari pasar loak di Thailand atau di luar negeri.

“Tapi sekarang ada terlalu banyak pesanan dan saya tidak bisa melakukannya sendiri. Saya menyewa penjahit untuk membantu saya,” sebut Sarita.

Sarita melabeli produknya dengan Marry Melon. Ini menjadi terkenal tahun 2022 ketika beberapa pemengaruh (influencer) dan aktris lokal terlihat mengenakan desainnya.

Dari sinilah Sarita mendapatkan kesepakatan bagus dengan merek ritel Pomelo yang berbasis di Bangkok dan tempat di toko daring mereka.

Melihat perkembangan penjualan produk Krittiga dan Sarita, tren ini masih akan terus berlanjut. (ahs)

Baca juga:

APR Semarakkan Sustainable Fashion di Jakarta Fashion Hub

#Trend Fashion #Fashion
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

ShowBiz
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
The Breeze: Swim Swim Capsule Collection
Ananda Dimas Prasetya - 1 jam, 6 menit lalu
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
Fashion
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
JF3 Fashion Festival mewujudkan visi Recrafted: A New Vision demi mengangkat kreativitas dan keahlian tangan Indonesia ke tingkat global melalui kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
JF3 Fashion Festival Bawa Industri Mode Indonesia ke Kancah Global, akan Tampil di Busan Fashion Week 2025
Fun
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
USS 2025 hadir dengan tiga area utama: Lifestyle Market, Reseller & Collector’s, serta Toys & Hobbies.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
Dari Sneakers Langka hingga Vinyl Kolektibel, Cek 3 Zona Paling Hits di USS 2025
Fun
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
Urban Sneaker Society 2025 digelar di JICC Senayan dengan 300 brand, puluhan kolaborasi eksklusif, dan instalasi seni Glassbox Project.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 07 November 2025
USS 2025 Resmi Dibuka: Lebih Megah, Lebih 'Kalcer', dan Penuh Kolaborasi Epik
Berita Foto
Menilik Jenama asal Negeri Sakura UNIQLO Masuk 100 Best Global Brands 2025
Pengunjung melihat beragam koleksi busana jenama asal Jepang UNIQLO dalam di Jakarta.
Didik Setiawan - Kamis, 06 November 2025
Menilik Jenama asal Negeri Sakura UNIQLO Masuk 100 Best Global Brands 2025
Fashion
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
USS 2025 akan kembali digelar pada 7-9 November 2025 di JICC, Jakarta Pusat. Ada lebih dari 300 brand yang bakal berpartisipasi dalam event ini.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
USS 2025 Kembali Digelar di JICC, Lebih dari 300 Brand Bakal Ikut Berpartisipasi!
Fashion
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
SMM mengajak kita semua untuk melarung kedukaan atas kerusakan laut sekaligus menumbuhkan harapan agar semakin banyak yang sadar dan berupaya memperbaikinya.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
Fashion
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
JFW 2026 menampilkan lebih dari 100 desainer dan label terkemuka tanah air.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Jakarta Fashion Week 2026: Merayakan Warisan Gaya dan Regenerasi Desainer Tanah Air
ShowBiz
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Berkolaborasi dengan Kasatmata, Silampukau hadirkan album Stambul Arkipelagia.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Dari Musik ke Mode: Silampukau Hadirkan Kolaborasi Artistik dengan Kasatmata
Fashion
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Kain indah memesona tersebut menjadi representasi batik tulis asal Maluku Tengah nan berkarakter dan memikat.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Kisah Nenek Moyang Maluku dalam Kain Batik Tulis Maluku Tengah di Trade Expo Indonesia
Bagikan