Kata Pakar tentang Tren Reverse Skincare


Reverse skincare menjadi tren kecantikan baru di TikTok. (Foto: freepik/senivpetro)
JIKA baru-baru ini kamu mengubah rutinitas kecantikan harian, entah itu mencoba teknik aplikasi skincare baru atau berinvestasi di lini produk yang berbeda, kemungkinan besar TikTok sudah melakukannya terlebih dahulu.
Dengan sebuah pencarian skincare sederhana akan keluar ribuan video dengan pendapat tanpa akhir yang disebut-sebut sebagai fakta. Karena itulah mungkin sulit untuk menentukan kiat mana yang sepadan dengan waktu yang kamu luangkan.
Pertimbangan ini sangat penting dalam hal skincare, karena kamu bisa menghadapi beberapa konsekuensi yang cukup serius jika salah pilih, dari luka bakar kimia hingga jerawat.
Tren terbaru yang tidak dapat dipuaskan oleh para penggemar skincare adalah reverse skincare hack, yang terus mendapatkan ribuan view, like, dan comment. Singkatnya, dikatakan bahwa jika ingin kulit bercahaya, kamu perlu memikirkan kembali urutan skincare-mu, khususnya mendorong orang untuk melembabkan segera setelah pembersihan.
Jika kamu seorang pencinta skincare yang rajin atau pengguna #SkinTok, kamu tahu ini melanggar aturan. Supaya lebih pasti, berikut pendapat dokter kulit bersertifikat dan ahli kimia kosmetik tentang membalikkan urutan aplikasi skincare seperti diberitakan Real Simple (12/7).
Baca juga:
Reverse skincare

Pembersihan adalah langkah pertama, diikuti dengan menerapkan lapisan pelembap yang tebal sebagai langkah kedua. Toner dipakai terakhir, dengan klaim bahwa melakukan ini selama 15 menit akan membuat kulit bersinar dan kenyal.
"Urutan dalam skincare itu penting karena menentukan bahan dan produk apa yang pertama kali meresap ke dalam kulit, pada akhirnya itu dapat memengaruhi tampilan dan rasa kulit setelah rutinitas selesai," jelas ahli kimia kosmetik Shuting Hu yang juga pendiri jenama skincare Acaderma.
Jika kamu menerapkan skincare dalam urutan yang salah, bahan aktif dalam produk yang kamu pakai tidak dapat menembus kulit karena adanya penghalang.
Urutan pemakaian skincare

Menerapkan skincare bukanlah pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi aturan praktis yang baik untuk dipraktikkan adalah menggunakan rutinitas pagi untuk melindungi kulit, seperti penggunaan SPF dan vitamin C.
Sementara rutinitas malam hari digunakan memperbaiki dan membalikkan kerusakan kulit dengan bahan aktif seperti retinol.
Umumnya, produk harus diterapkan sesuai dengan ukuran molekulnya, dari yang paling tipis hingga paling tebal. "Artinya, produk seperti toner dan serum harus diterapkan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan formula yang lebih berat seperti pelembab dan masker," kata Dendy Engelman, MD, dokter kulit kosmetik bersertifikat di New York City, AS.
Baca juga:
Langkah pertama, pagi atau sore, harus selalu pembersihan karena penting untuk membersihkan kotoran, minyak, polusi, dan residu produk yang kamu temui sepanjang hari dan malam. Kulit lembab juga lebih permeabel daripada kulit kering sehingga akan membantu produk skincare menyerap lebih baik.
Seperti inilah seharusnya rutinitas yang ideal, menurut dokter kulit bersertifikat Rina Allawh, MD di Schweiger Dermatology Group di King of Prussia, Pennsylvania, AS.
Pagi: Cleanser --> Toner --> Treatment --> Moisturizer --> Eye cream --> SPF
Malam: Cleanser --> Toner --> Exfoliate (sekali seminggu), Treatment, Moisturizer, Eye cream
Perubahan urutan tidak bermanfaat

Para pakar mengatakan, membalikkan urutan skincare tidak memiliki manfaat nyata dan hanya menawarkan peningkatan cahaya sementara.
"Mengoleskan toner di atas pelembap tidak lebih dari menciptakan efek estetik, karena air dan humektan dalam toner hanya berada di atas permukaan oklusif dalam pelembab, menciptakan penampilan yang lebih terhidrasi," menurut salah satu pendiri dan CPO of Experiment Emmy Ketcham.
Lebih jauh lagi, menurut Allawh, kamu sebenarnya mengencerkan skincare dan meningkatkan dehidrasi kulit karena pelembab sudah menciptakan penghalang pada kulit, dan teknik aplikasi ini menyebabkan toner menempel pada penghalang yang sudah dibuat dan mencegah penyerapan lebih lanjut.
“Jika toner yang digunakan bersifat menjernihkan atau lebih bersifat asam, maka berisiko merusak produk yang dioleskan sebelumnya dan menyebabkan kulit menjadi semakin tidak seimbang karena jenis penghalang ini juga dapat menjebak sebum, sel kulit mati, dan bakteri di dalam kulit. pori-pori, menyebabkan jerawat dan mencegah kulit bernafas,” tambah Engelman.
Untuk orang yang mencari hidrasi nyata, pastikan untuk menggunakan formula bebas alkohol yang mengandung asam hialuronat, squalene murni, atau gliserin. "Selalu gunakan toner yang menghidrasi di bawah pelembap, dan selesaikan dengan kapas basah atau masker lembaran silikon yang dapat digunakan kembali untuk oklusi yang lebih baik," demikian Ketcham. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Lirik Lagu 'Love Me Not', Single dari Ravyn Lenae yang Kembali Populer berkat TikTok

Lirik Lagu ‘Gaun Merah’ Tryana yang Viral di TikTok, Bikin Warganet Ikut Nyanyi

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka

Tiga Hari Dinonaktifkan, Fitur Siaran Langsung TikTok Kembali Tersedia di Indonesia

Live TikTok Aksi Kerusuhan dan Penjarahan Jadi Sorotan, Mendagri Minta Jangan Normalisasi Tindakan Melanggar Hukum

Kemendag Klaim Tidak Ada Dampak Dari Penutupan Fitur Live TikTok ke Perdagangan Online

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia

Kenapa Fitur TikTok Live Tidak Bisa Digunakan Hari Ini? Simak Penjelasannya

Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
