Jepang Jelaskan Pembuangan Air Limbah PLTN di KTT ASEAN


Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berbicara dalam KTT ke-26 ASEAN-Jepang di Jakarta, Rabu (6/9/2023). (ANTARA/Katriana)
MerahPutih.com - Pembuangan limbah radioaktif yang telah diolah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut tengah jadi perbincangan dunia.
Operator Tokyo Electric Power Company (TEPCO) akan mengencerkan sekitar 7.800 ton air olahan dengan air laut, dan air encer tersebut akan dikeluarkan selama 17 hari berturut-turut.
Baca Juga:
Saat KTT ke-23 ASEAN-China, PM Tiongkok Klaim Telah Menjaga Stabilitas Kawasan
TEPCO telah mengisi fasilitas, yang disebut poros pembuangan vertikal, dengan air yang telah diolah dan diencerkan. Setiap ton air yang diolah dicampur dengan sekitar 1.200 ton air laut.
Terdapat sekitar 1,3 juta ton air olahan di kompleks TEPCO. Operator kehabisan kapasitas penyimpanan sehingga memaksa Jepang membuang air tersebut ke laut.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjelaskan tentang keputusannya membuang air limbah radioaktif PLTN Fukushima kepada para pemimpin Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Penjelasannya tentang langkah-langkah yang sudah dilakukan Jepang, termasuk soal data ilmiah dan (prinsip) transparansi," katanya.
PM Kishida meyakinkan, dalam proses pembuangan limbah radioaktif tersebut, Jepang telah dan akan terus bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Jepang mulai membuang gelombang pertama air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh ke Samudra Pasifik pada 24 Agustus 2023. Seluruh proses pembuangan limbah tersebut diperkirakan membutuhkan waktu hingga 30 tahun.
Keputusan itu memicu protes dari negara tetangga seperti Korea Selatan dan Tiongkok. Beijing bahkan memberlakukan larangan impor makanan laut dari Jepang setelah pelepasan air limbah radioaktif Fukushima.
Indonesia mengingatkan proses pembuangan air limbah Fukushima itu harus terus dimonitor dan dilakukan secara transparan agar publik mengetahui tingkat tritium berbahaya dalam air limbah yang dilepaskan ke laut.
Selain isu Fukushima, dalam KTT ASEAN-Jepang tersebut juga dibahas upaya menjaga situasi kondusif khususnya di Semenanjung Korea dan Laut China Selatan. Serta kerja sama pembangunan infrastruktur hijau, konektivitas, transisi energi, dan ekonomi digital.
Jepang menyampaikan komitmen pendanaan sebesar USD 100 juta sekitar Rp 1,5 triliun untuk mendukung implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP) melalui Japan-ASEAN Integration Fund 3.0.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning berharap agar Jepang menjelaskan soal pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pada momen ASEAN Plus Three (APT).
Mao Ning mengatakan meski dengan berbagai upaya pemurnian, alir limbah Fukushima masih mengandung berbagai bahan radioaktif seperti karbon-14, kobalt-60, strontium-90, iodin-129 dan kaesium-137.
"Apapun nama yang diberikan Jepang pada air tersebut, zat radioaktif itu tidak akan hilang dengan sendirinya," ungkap Mao Ning dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Myanmar Tidak Diizinkan Memimpin ASEAN pada 2026 Digantikan Filipina
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030
![[HOAKS atau FAKTA]: Utang Makin Banyak, ASEAN Sebut Indonesia Bangkrut pada 2030](https://img.merahputih.com/media/53/a4/8f/53a48f1d0a1405335633c9c85aa559d5_182x135.png)
Indonesia Perlu Perkuat ASEAN dan Diplomasi Maritim di Tengah Rivalitas Indo-Pasifik

[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030
![[HOAKS atau FAKTA]: ASEAN Ramal Indonesia Bubar Tahun 2030](https://img.merahputih.com/media/27/f0/b6/27f0b6f1aa464302b7a0c3734416429a_182x135.png)
Gubernur Pramono Kunker 3 Hari ke Malaysia, Jadi Pembicara Acara ASEAN

Thailand-Kamboja Teken Gencatan Senjata, Semua Tahanan dan Prajurit Gugur Dipulangkan

Sarang Tawon Radioaktif Ditemukan di Situs Bekas Pembuatan Bom Nuklir, Pengelola Malah Nyatakan itu tak Berbahaya

Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar

DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional

Anak Pekerja Migran Indonesia di Perbatasan Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari Malaysia

Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Turun Tangan Cari Solusi Damai Konflik Thailand-Kamboja
